REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran memuat banyak kisah yang penuh dengan hikmah. Salah satunya adalah tentang semut, yang bagi manusia sering kali dianggap remeh keberadaannya.
Dikatakan dalam Alquran, sebagai berikut:
حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ
"Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." (QS an-Naml ayat 18).
Semut mengajarkan bahwa satu individu yang berjuang dan berusaha itu memiliki peran besar dalam menciptakan perubahan pada suatu umat ataupun bangsa.
Dari semut juga, terpetik hikmah tentang pentingnya mulai dari diri sendiri dan jangan meremehkan usaha yang hanya dilakukan oleh satu orang untuk menyelesaikan masalah besar.
Kedua, semut memprioritaskan kepentungan umum daripada kepentingan pribadi. Semut melakukan hal tersebut saat menghadapi masalah. Ketika kaki dan langkah manusia bisa membuat semut mati terinjak, semut tidak melarikan diri.
Semut-semut berdiri menyerukan kelompoknya agar saling menyelamatkan. Ini menunjukkan bahwa mereka mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan dirinya sendiri.
Hikmah ketiga dari semut yaitu menikmati proses dan tidak mengharapkan hasil. Semut menunjukkan betapa nikmatnya fokus pada proses, bukan pada hasil.
Mereka punya energi atau kekuatan untuk mengerahkan segala upaya. Jika merasa ada ketidakpuasan pada hasilnya, maka berarti ada kekurangan pada proses ikhtiar.
Keempat, dari semut pula dapat diketahui ihwal pentingnya memberikan solusi yang praktis.
Semut tidak hanya cuap-cuap mengingatkan atau mengimbau. Semut juga menawarkan solusi praktis yang membebaskan kelompoknya dari kesulitan.
Kelima, semut itu pintar. Dengan mengamati ayat 18 surat An Naml, maka tergambar bagaimana semut tahu persis tentang dirinya dan ancaman yang menimpa mereka. Semut tahu bahwa banyak manusia yang tidak menyadari keberadaan mereka.
Ketika menyadari apa yang menjadi kelemahan itulah, mereka melakukan langkah antisipasi. Karena itu, kalimat peringatan yang disampaikan semut kepada kelompoknya sesungguhnya merupakan bentuk nalar yang logis.
Sumber: Alukah