REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam diajarkan untuk selalu optimistis dalam menghadapi kesulitan atau ujian hidup. Untuk itu, umat Islam diperintahkan untuk belajar mencari ilmu dan melaksanakan ibadah wajib sambil berdoa kepada Allah SWT.
Sebab dengan memiliki ilmu, seseorang akan semakin optimistis menghadapi kesulitan hidup, dan doa adalah senjata umat Islam yang beriman serta bertakwa kepada Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan umatnya agar berbaik sangka kepada Allah SWT.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَاللَّفْظُ لِقُتَيْبَةَ قَالَا حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِي إِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ هُمْ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَلَمْ يَذْكُرْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata Nabi Muhammad SAW bersabda, "Allah 'azza wajalla berfirman: Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta. Jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR Imam Muslim)
Syekh Al-Izz bin Abdus Salam dalam kitab Syajaratul Maarif menjelaskan Nabi Muhammd SAW sangat menyukai sifat optimistis dan tidak menyukai sikap pesimisme. Sebab sikap optimistis merupakan bentuk prasangka baik kepada Allah SWT. Sedangkan sikap pesimistis itu merupakan bentuk buruk sangka kepada Allah SWT.
Dijelaskan juga berbaik sangka kepada Allah SWT merupakan bentuk mengagungkan pada rahmat Allah dan ampunan-Nya. Sehingga di dalam kondisi apapun yang menimpa seseorang, Syekh Al-Izz mengimbau kepada umat Islam untuk selalu berhusnuzhan (berbaik sangka) kepada Allah SWT.