REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Sekalipun seorang hamba telah dilimpahkan kepadanya nikmat, keberkahan dan kekayaan, maka ia wajib bersyukur kepada Allah SWT agar dapat memperoleh rezeki dan keberkahan.
Adapun bersyukur adalah ketika seorang Muslim mengaitkan nikmat dan anugerah yang diperolehnya dengan Allah SWT, serta meyakini bahwa nikmat tersebut tidaklah berasal manapun kecuali Allah SWT.
Karena itu, bersyukur kepada Allah menjadikan hidup lebih indah dan membahagiakan, menjadikan hati semakin suci, dan menjadikan jiwa semakin kokoh. Setiap Muslim harus bersyukur kepada Allah dalam segala keadaannya.
Ada begitu banyak kisah teladan dari para nabi orang-orang saleh tentang syukur. Mereka bersyukur kepada Allah SWT dalam setiap keadaan, baik dalam suka maupun duka.
Pertama, Nabi Nuh AS memberi contoh tentang seorang hamba yang bersyukur.Allah SWT berfirman ihwal Nabi Nuh AS:
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوْحٍۗ اِنَّهٗ كَانَ عَبْدًا شَكُوْرًا
"(Wahai) keturunan orang yang Kami bawa bersama Nuh. Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur." (QS. Al Isra ayat 3)
Kedua, Alquran juga mengabadikan teladan dari Nabi Ibrahim AS yang bersyukur kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ كَانَ اُمَّةً قَانِتًا لِّلّٰهِ حَنِيْفًاۗ وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ شَاكِرًا لِّاَنْعُمِهِ ۖاجْتَبٰىهُ وَهَدٰىهُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
"Sungguh, Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah), dia mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Allah telah memilihnya dan menunjukinya ke jalan yang lurus." (QS. Ibrahim ayat 120-121)
Ketiga, begitupun Nabi Muhammad SAW, yang merupakan hamba paling bersyukur kepada Allah SWT. Beliau SAW bangun di malam hari sampai kakinya bengkak, hingga menimbulkan keheranan seorang sahabat, yang kemudian bertanya kepada beliau SAW, "Bukankah Allah telah mengampuni dosa-dosa engkau yang lalu maupun yang akan datang?"
Lalu Rasulullah SAW bersabda, أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا (Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?) (HR. Bukhari)