REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nabi Muhammad SAW kerap berpesan agar umat Islam senantiasa menyeimbangkan perkara duniawi dan juga ukhrawi. Keduanya sama-sama penting sehingga salah satunya tidak boleh ditinggalkan.
Dalam tafsir Kementerian Agama disebutkan mengenai kisah seorang Badui yang ditegur Rasulullah SAW karena mengesampingkan perkara duniawi.
Saat itu pernah terjadi seorang Arab Badui berkunjung kepada Nabi Muhammad SAW di Madinah dengan mengendarai unta.
Setelah orang Arab Badui itu sampai ke tempat yang dituju, ia turun dari untanya lalu masuk menemui Nabi Muhammad SAW. Nabi pun bertanya, “Apakah unta sudah ditambatkan?” Orang Badui itu menjawab, “Tidak! Saya melepaskan begitu saja, dan saya bertawakal kepada Allah.” Mendengar hal itu, Nabi Muhammad SAW bersabda:
إِعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ“Tambatkan dulu untamu, baru bertawakal.”
Bertawakal kepada Allah SWT artinya berserah diri kepada-Nya, menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya keberhasilan usaha. Setelah ia berusaha dan memantapkan satu ikhtiar, barulah ia bertawakal.
Bukanlah tawakal namanya apabila seorang menyerahkan keadaannya kepada Allah SWT tanpa usaha dan ikhtiar. Berusaha dan berikhtiar dahulu baru bertawakal menyerahkan diri kepada Allah SWT.
Mengapa Nabi SAW mengingatkan hal demikian yang menyangkut perkara duniawi? Sebab Allah SWT akan melaksanakan dan menyempurnakan urusan orang yang bertawakal kepada-Nya sesuai dengan kodrat iradat-Nya, pada waktu yang telah ditetapkan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya Surat Ar Rad ayat 8:
وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهٗ بِمِقْدَارٍ Yang artinya, "Dan segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya."
Alquran menjelaskan sebuah perumpamaan kehidupan di dunia yang mengandung makna bahwa semua yang ada di atas bumi melewati proses lahir, tumbuh, kembang, layu, dan lenyap. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Kahf Ayat 45 dan tafsirnya.
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ فَاخْتَلَطَ بِهٖ نَبَاتُ الْاَرْضِ فَاَصْبَحَ هَشِيْمًا تَذْرُوْهُ الرِّيٰحُ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ مُّقْتَدِرًا
Buatkanlah untuk mereka (umat manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, yaitu ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering kerontang yang diterbangkan oleh angin. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al-Kahf: 45)