REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Surah Al Fatihah merupakan surah pembuka dalam susunan mushaf al-Quran. Surah ini juga paling familiar di telinga umat Muslim karena selalu dibaca di setiap melaksanakan shalat lima waktu. Namun al-Fatihah juga dibaca saat acara-acara tahlilan. Apa keistimewaan surah Al Fatihah ini?
M. Quraish Shihab dalam bukunya Yasin dan Tahlil menerangkan tentang keistimewaan surah Al Fatihah. Menurut Quraish, Al Fatihah bermakna "Pembuka yang Sempurna". Dan Al Fatihah disebut sebagai "Mahkota Tuntunan Ilahi".
Al Fatihah juga sebuah pengajaran. Maka dari itu Allah menekankan agar membaca surah ini ketika manusia menghadap Allah. Dan bahkan Allah swt memulai kitab-kitabnya dengan Basmalah yang merupakan ayat pertama dalam surah Al Fatihah. Basmalah sendiri mengandung permintaan pertolongan agar kegiatannya diberikan kelancaran dan kemuduhan.
Quraish menambahkan bahwa penamaan surah ini bukan sekadar karena pembuka dari surah-surah Alquran. Melainkan memiliki makna lebih dalam yakni pembuka segala kebajikan. Dan mengapa surah ini juga dikenal dengan sebutan "Ummul Kitab" atau "Ummul al-Quran" karena karena surah ini adalah induk dari ayat-ayat Alquran.
"Surah ini bertujuan utama mengundang umat manusia agar memelihara kesadaran tentang kehadiran Allah swt dan pengawasan-Nya terhadap manusia," ujar Quraish.
Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dari surah ini bagi umat Islam. Mentadabburinya adalah keharusan agar memahami makna yang terkandung di dalam surah tersebut dan tidak sekadar membacanya. Beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari surah Al Fatihah yaitu menekankan terjalinnya hubungan antara pembaca dengan Allah swt tetap terjaga dengan ayat pertama yakni basmalah.
Kemudian yang membaca agar menyadari tentang betapa besar dan rahmat Allah swt. Lalu dari surah ini si pembaca dapat mengambil pelajaran bahwa Allah telah mengurus, memelihara dan menguasai seluruh jagat raya. Hal tersebut tertuang dalam makna Rabb Al Alamin (Tuhan Pemelihara Seluruh Alam).
Quraish menambahkan pelajaran lainnya dari surah ini adalah mengingatkan bahwa agar tidak meminta pertolongan kepada makhluk meyangkut di luar wewenang dan kemampuan mereka. Surah ini menekankan agar bersungguh-sungguh beribadah kepada Allah SWT. Hal tersebut termaktub dalam kalimat "Iyaka na'budu dan iyaka nasta'in (Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan).