REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Segala keputusan di alam ini ada di tangan Allah SWT. Dalam mencari rezeki besar tidaknya seseorang mendapatkan rezeki tergantung kepada Allah SWT. Manusia hanya bisa berusaha mencari sekuat tenaga lalu menyerahkan keputusannya kepada Allah.
Merujuk firman Allah surat An-Najm ayat 39
وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ
Wa al laisa lil-insāni illā mā sa‘ā.
Artinya: "Bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya".
Menurut tafsir tahlili dalam quran kemenag dijelaskan bahwa ayat tersebut menggambarkan bahwa barang siapa yang melakukan ganjaran atas usahanya sendiri maka dia akan mendapatkan pahalanya karena perbuatannya. Bahkan ada amal yang bisa berdampak kepada seseorang ketika meninggal yakni sedekah.
Sebagaimana Muslim dan al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi bersabda:
اِذَا مَاتَ ابْنُ ﺁدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ وَصَدَقَةٍ جَارِيَةٍ مِنْ بَعْدِهِ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ. (رواه مسلم عن أبي هريرة)
Artinya:
"Apabila seorang anak Adam meninggal dunia putuslah semua amal perbuatan (yang menyampaikan pahala kepadanya) kecuali tiga perkara, anak yang saleh yang berdoa kepadanya, sedekah jariah (wakaf) sesudahnya dan ilmu yang dapat diambil manfaatnya". (Riwayat Muslim dari Abū Hurairah)
Dan sebenarnya ini semua menggambarkan tentang jerih payah seseorang dalam mendapatkan sesuatu termasuk rezeki. Sebagaimana dalam hadis:
إِنَّ أَطْيَبَ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ وَإِنَّ وَلَدَ الرَّجُلِ مِنْ كَسْبِهِ .) رواه النسائي وابن حبان)
Artinya:
"Sesungguhnya sebaik-baik yang dimakan oleh seseorang adalah hasil usahanya sendiri dan anaknya termasuk usahanya juga". (Riwayat an-Nasā'ī dan Ibn Ḥibbān)
Maka dari itu ayat ini juga bisa menjadi pegangan bahwa hasil dalam memperoleh rezeki akan tergantung seberapa besar usaha seseorang dalam meraihnya. Dalam buku "Asbabun Nuzul" karya Jalaluddin as-Suyuthi disebutkan sebab turunnya Surat An-Najm ayat 39 ini berkaitan dengan seorang laki-laki yang berusaha dengan keras ikut berperang dengan Rasulullah. Namun Rasulullah menyampaikan bahwa tidak memiliki angkutan untuk membawanya.
Laki-laki itu kemudian berusaha dengan keras agar menemukan kendaraan berperang dan akhirnya dia mendapatkannya. Usaha dan keinginan keras tersebut dapat menjadi pelajaran bahwa usaha tidak akan menghianati hasil. Allah pasti akan memberikan imbalan sesuai dengan usaha yang dilakukan.