Senin 01 Jan 2024 21:08 WIB

Istilah Alquran yang Diduga Berarti Kapur Barus Pewangi yang Hanya ada di Jawa dan China

Alquran mengabadikan satu kata diduga bermakna kapur barus

Kapur barus. Alquran mengabadikan satu kata diduga bermakna kapur barus
Foto:

Bila penjelasan ini benar, cukup masuk akal apabila disimpulkan bahwa Sumatra (nusantara) memang sudah dikenal baik oleh Nabi SAW.

Cukup masuk akal juga apabila Rasulullah SAW, yang dikenal memiliki pengetahuan geopolitik yang baik, menganjurkan kepada para sahabatnya untuk datang ke wilayah ini. 

“The prophet was also a statesman and his knowledge of the region obtained from Arab seafarers who had been there would surely have been sufficiently obvious for him to urge the sending of missionaries there to convert the peoples of the region to Islam in order to secure Muslim economic domination as a world power.”

Dan apabila ini benar, semakin kuatlah argumen yang menyatakan bahwa Islam telah tersebar di Indonesia sejak abad ketujuh, seperti ditemukan dalam catatan dari zaman Dinasti Tang (671), yang menyebut bahwa di Pantai Barat Sumatra telah ditemukan permukiman orang-orang Arab yang penguasanya adalah dari kalang an mereka sendiri (Arab).  

Prof Syed M Naquib al-Attas, Historical Fact and Fiction (UTM, 2011) mengatakan istilah ini dapat menjadi petunjuk bahwa Nabi SAW sudah cukup mengenal baik wilayah nusantara. Kafur (kamper atau kapur barus), menurut al-Attas, adalah salah satu produk unggulan dari Timur jauh yang sudah dikenal baik oleh masyarakat Arab pada masa Nabi SAW, bahkan jauh sebelumnya. 

Telah dikenal pula bahwa kafur terbaik berasal dari Fansur (Barus), suatu daerah di pantai barat Sumatra, yang sekarang termasuk wilayah Sumatra Utara. 

Istilah kafur sendiri disinyalir al-Attas berasal dari bahasa Arab kafara yang artinya ‘tertutup’ atau ‘menutup’ (to cover). Dinamakan demikian karena bahan kafur (kapur barus) adalah getah pohon yang berada di balik kulitnya hingga tertutup dari pandangan manusia. 

Untuk mendapatkan getahnya, terlebih dahulu kulitnya harus disingkap. Oleh sebab itu, kemudian dinamakanlah produk ini dalam bahasa Melayu sebagai ‘kapur’, sebagai adaptasi dari istilah yang diberikan oleh orang Arab, kafur.

Karena kapur terbaik berasal dari Barus, kemudian produk ini di kawasan Melayu lebih dikenal dengan istilah ‘kapur barus’. Seperti umum diketahui, kapur barus (kafur) digunakan sebagai wewangian.

Apabila analisis ini benar, hampir bisa dipastikan bahwa pada zaman Nabi SAW wilayah Sumatra sudah dikenal baik sampai ke negeri Arab sana. 

Baca juga: Alquran Abadikan Tingkah Laku Yahudi yang Bodoh tapi Berlagak Pintar

Tidak menutup kemungkinan pula bahwa Nabi SAW pun sudah mengenalnya. Oleh sebab itu, bila ada berita bahwa Beliau menganjurkan kepada sahabatnya untuk menyebarkan Islam ke kawasan ini, seperti yang terdapat dalam Hikayat Raja Pasai, itu menjadi masuk akal. 

Atas dasar ini, al-Attas masih menyimpan dugaan kuat bahwa bisa jadi cerita dalam Hikayat Raja Pasai itu benar, sekali pun sampai saat ini riwayat tepercaya dari sumber Arab sezaman belum ditemukan.  

Dalam hikayat itu diceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah menganjurkan para sahabatnya untuk menyebarkan Islam ke suatu tempat yang bernama Samudra. Samudra yang dimaksud adalah salah satu wilayah di Pulau Sumatra.

*Naskah penggalan dari artikel Dr Tiar Anwar Bachtiar, *tayang di Harian Republika 2011  

photo
Tiga terori Islamisasi Nusantara (ilustrasi) - (republika)

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement