Jama’ah jum’at yang berbahagia
Pada akhirnya kita harus kembali memperbaiki niat kita dalam segala aspek perbuatan yang dilakukan. Baik kegiatan ibadah maupun kegiatan lainnya. Karena segala perbuatan yang kita lakukan akan bernilai sebagaimana yang kita niatkan.
Sebagaimana dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:
إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Amal itu tergantung dengan niatnya, dan bagi setiap orang balasannya sesuai dengan apa yang diniatkannya.”
Sehingga hanya perbuatan yang ditujukan kepada Allah saja lah yang bisa dikatakan sebagai keikhlasan.
بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah Kedua...