Jama’ah jum’at yang berbahagia rahimakumullah
Keikhlasan juga menjadi landasan pokok untuk beribadah kepada Allah SwT. Kita tidak mungkin beribadah tanpa dibarengi dengan keikhlasan.
Karena beribadah memang harus ditujukan hanya kepada Allah semata. Kalau kita beribadah tanpa dibarengi dengan rasa ikhlas, maka harus hati-hati karena bisa terjatuh dalam perbuatan syirik.
Ibadah yang dilakukan supaya dilihat orang akan menjadi riya’ yang merupakan syirik kecil. Apalagi ibadah karena ditujukan kepada selain Allah, maka orang yang melakukannya telah jatuh kepada syirik dan itu merupakan dosa besar. Perintah beribadah dengan ikhlas terdapat dalam surat al-A’raf ayat 29:
قُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ وَأَقِيمُوا وُجُوهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ
“Katakanlah, ‘Tuhanku menyuruhku untuk berlaku adil. Dan hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap shalat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula.”
Syaikh As-Sa’di dalam tafsirnya menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan mengikhlaskan dalam ayat tersebut adalah beribadah dengan tujuan hanya kepada Allah semata, tidak ada tujuan lain. Juga dalam berdoa dan berharap sasarannya hanyalah kepada Allah SwT.
Selanjutnya...