REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Tafsir surat An-Nisa ayat 54 ini dimaksudkan untuk membantah tanggapan-tanggapan negatif terhadap Islam dan Nabi Muhammad saw. Ayat ini juga menerangkan bagaimana kaum Yahudi begitu iri dan dengki terhadap Nabi Muhammad dan para sahabatnya.
Dapat dikatakan juga, kedengkian umat Yahudi ini karena ketidaksukaan mereka bahwa Nabi Allah yang mereka tunggu-tunggu ternyata bukan terlahir dari golongan mereka, dari bumi Palestina, atau disebut juga tanah para Nabi. Tetapi Nabi Muhammad justru terlahir dari anak Nabi Ibrahim, Nabi Ismail yang hidup di Makkah.
Surat An Nisa ayat 54
اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلٰى مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۚ فَقَدْ اٰتَيْنَآ اٰلَ اِبْرٰهِيْمَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاٰتَيْنٰهُمْ مُّلْكًا عَظِيْمًا
Artinya: “Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepada mereka kerajaan (kekuasaan) yang besar." (QS An Nisa ayat 54).
Dalam tafsir Kementerian Agama RI disebutkan kalau ayat-ayat sebelumnya menerangkan sifat-sifat jelek Yahudi, seperti sangkaan bahwa merekalah yang lebih baik dan menempuh jalan yang lebih benar dari orang-orang mukmin, maka pada ayat ini diterangkan sifat dengkinya kepada Nabi Muhammad saw, karena kenabian jatuh kepadanya, tidak kepada orang Yahudi, dan mereka dengki kepada pengikut-pengikut Nabi Muhammad saw, karena mereka percaya dan beriman kepadanya. Terutama setelah mereka melihat kemajuan dan kemenangan yang dicapai oleh Muhammad saw dan sahabat-sahabatnya, dari hari ke hari bertambah kuat dan makin banyak pendukung dan pengikutnya.
Kedengkian orang-orang Yahudi kepada Nabi Muhammad saw dan pengikutnya, adalah suatu kekeliruan besar dari mereka dan sangat mengherankan, kerena apa yang telah dicapai Muhammad dan sahabat-sahabatnya bukanlah hal yang baru. Sebab Allah telah memberikan juga kitab, hikmah kerajaan kepada keluarga keturunan Nabi Ibrahim, seperti yang pernah diberikan kepada Nabi Yusuf, Nabi Daud dan Nabi Sulaiman.
Sifat dengki bukan hanya perasaan tidak senang melihat orang lain memperoleh nikmat Allah, malah menginginkan nikmat itu lenyap dari pemiliknya. Sifat itu tidak saja buruk tetapi juga akan menghilangkan pahala-pahala kebajikan yang telah dikerjakan. Nabi saw bersabda:
إياك والحسد فإن الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب (رواه أبو
داود عن أبي هريرة)
"Jauhilah sifat dengki karena sesungguhnya dengki itu memakan (pahala) kebaikan, seperti api memakan kayu bakar,” (HR abu Dawud dan Abu Hurairah)