Jumat 03 Nov 2023 05:12 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Menegakkan Hukum Sebagai Refleksi Amanah Keadilan Tuhan

Menurut Islam menegakkan keadilan adalah salah satu tugas manusia.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Warga berdoa bersama usai sholat.
Foto:

Dalam pergaulan masyarakat kita sering ada pernyataan salah, "jangan percaya pada pengadilan manusia karena keadilan itu hanya bisa dilakukan oleh Allah, yang ada hanyalah keadilan Allah, manusia tidak bisa berbuat adil,". Pernyataan tersebut jelas salah karena di dalam Alquran dan sunah nabi banyak perintah kepada manusia dan amanah untuk berbuat adil dan menegakkan keadilan.

Jadi menurut Islam menegakkan keadilan adalah salah satu tugas manusia untuk mewujudkan ketakwaan kepada Allah seperti difirmankan oleh di dalam Alquran pada potongan surat Al Maidah ayat 8:

اعدلوا هو أقرب للتقوى

Artinya: Berlaku adil lah kamu semua karena berbuat adil itu lebih dekat kepada takwa

Persoalan tentang keadilan manusia dan keadilan Allah memang ada dalam perdebatan teologi dalam khazanah Islam. Dalam aliran pemikiran teologi Islam memang ada dua pandangan yang berbeda yang kemudian ada titik temunya.

Aliran jabbariyah mengatakan bahwa manusia tidak bisa berbuat apa-apa, termasuk tidak bisa berbuat adil karena setiap nasib manusia itu sepenuhnya menjadi urusan dan mutlak ditentukan oleh Allah. Tetapi pandangan aliran ini dibantah oleh aliran Qadariyyah yang mengatakan bahwa keadilan itu harus diusahakan dan dibangun atas usaha manusia sesuai dengan perintah Allah.

Kaum mu'tazilah yang sering mewakili pandangan aliran Qadariyyah menyebut bahwa yang menciptakan perbuatan manusia adalah manusia sendiri karena Allah menciptakan manusia sekaligus menciptakan kemampuan kehendak pada diri manusia dengan segala tugas dan tanggung jawabnya.

Dalam waktu yang terbatas ini kita tidak perlu menilai kebenaran setiap aliran pemikiran teologis tersebut karena setiap aliran ada dalil-dalilnya sendiri sesuai dengan paradigma dan konteksnya. Dalam kesempatan ini khatib ingin mengajak kita untuk berusaha berbuat adil sesuai dengan perintah Allah untuk mengisi hidup sebelum mati, yakni, dalil pada kitab suci Alquran surat Ali Imran ayat 145:

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا ۗ وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ

Artinya: Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Ali Imran ayat 145).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement