Ahad 15 Oct 2023 19:35 WIB

Ayat Ini Membungkam Tuduhan Orang Kafir Jelang Meletusnya Perang Badar     

Perang Badar berlangsung dengan kemenangan di pihak umat Islam

Rep: Rossi Handayani / Red: Nashih Nashrullah
Lokasi Perang Badar (ilustrasi). Perang Badar berlangsung dengan kemenangan di pihak umat Islam
Foto:

Tercatat beberapa kejadian pada waktu itu, di mana satu regu yang ditugaskan Rasulullah ﷺ melakukan patroli militer, dan nyaris sempat terjadi beberapa kali bentrokan, namun tidak sampai membesar. Sekaligus sebagai isyarat kepada kaum Yahudi dan Arab Badui akan kekuatan kaum Muslimin juga peringatan bagi kaum Quraisy tentang hal tersebut.  

Di antara tim yang cukup dikenal adalah tim yang dipimpin Abdullah bin Jahsy. Tim ini diutus pada Rajab tahun ke 2 H atau 624 M, terdiri dari 12 orang Muhajirin. 

Rasulullah ﷺ membekali tim ini dengan sepucuk surat yang tidak boleh mereka buka kecuali setelah perjalanan dua hari. Lalu setelah dua hari perjalanan surat tersebut mereka buka suratnya, isinya adalah : 

photo
Infografis sejarah Perang Badar - (Republika)

“Jika kalian telah membaca suratku, berjalanlah menuju Nakhlah yang terletak antara Makkah dan Tha'if, intailah rombongan Quraisy, dan informasikan kepada kami beritanya.” Karenanya tim ini dikenal dengan Saraya Nakhlah. 

Namun, di luar rencana, tim ini melakukan penyergapan terhadap kafilah dagang Quraisy tersebut, sehingga ada di antara mereka yang terbunuh dan tertawan, serta harta mereka dirampas. 

Padahal saat itu masih Rajab yang dikenal masyarakat Arab sebagai bulan suci yang tidak boleh ada pembunuhan dan peperangan, karenanya tindakan mereka tidak disetujui oleh Rasulullah ﷺ. 

Baca juga: Firaun Mengaku Tuhan dengan Segala Dusta, Tetapi Mengapa Masyarakat Mesir Kuno Percaya?

Orang-orang kafir yang mendengar berita itu, segera menyebarkan isu negatif bahwa kaum Muslimin telah melanggar perintah Allah SWT sehingga terjadi berbagai komentar dalam masalah ini. Namun Allah Ta'ala menurunkan wahyu-Nya untuk menjawab tuduhan orang kafir tersebut : 

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ ۗ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَكُفْرٌۢ بِهٖ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ  وَاِخْرَاجُ اَهْلِهٖ مِنْهُ اَكْبَرُ عِنْدَ اللّٰهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ اَكْبَرُ مِنَ ا الْقَتْلِ

“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah : “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar: tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil-Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah (menganiaya dan menindas Islam dan kaum Muslimin) lebih besar dosanya daripada membunuh." (QS  Al-Baqarah ayat 217)  

 

Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa apa yang dilakukan kaum musyrikin selama ini terhadap kaum Muslimin di tanah haram jauh lebih besar dan melanggar ajaran Allah Ta'ala daripada tindakan sejumlah sahabat waktu itu yang berperang di bulan haram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement