Rabu 30 Aug 2023 12:00 WIB

Dari Mana Asal Air Banjir Dahsyat pada Zaman Nabi Nuh?

Alquran dan sains menjawab pertanyaan dari mana air banjir besar pada zaman Nabi Nuh.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Apa yang Terjadi Usai Banjir Besar Zaman Nabi Nuh?
Foto:

Gabungan ayat-ayat Alquran tersebut menjelaskan bahwa air banjir besar itu berasal baik dari langit, yaitu hujan yang sangat lebat dan deras, serta berasal dari air yang memancar dari bumi. 

Menarik untuk mencermati interpretasi yang dikemukakan oleh Muhajir (1976) terhadap Surat Hud Ayat 40 maupun Surah Al-Qamar Ayat 11-12 di atas. Menurutnya, banyak terjadi salah interpretasi dalam memahami firman Allah, “dan tanur (dapur) telah memancarkan air” dan “Kami jadikan bumi menyemburkan mata-mata air.” 

Muhajir (1976) dalam bukunya, Lesson from the Stories of The Quran, punya pandangan lain. Dia menyatakan bahwa kata bahasa Arab "fara" jika dikaitkan dengan air berarti memancar keras dari bumi, dan kata "at-tannur" tidak selalu berarti kompor, ia bisa juga berarti cadangan air atau tempat di mana air dari lembah berkumpul. 

Maka dengan demikian, terjemahan yang betul dari kedua ayat di atas menurut Muhajir (1976) adalah “air memancar keras dari lembahnya.” Dengan demikian, banjir besar terjadi sebagai akibat hujan yang sangat deras dan lebatnya, akibat “pintu-pintu langit dibuka” oleh Allah. 

Air hujan itu masuk ke lembah tempat kaum Nabi Nuh tinggal, dan menimbulkan pusaran topan yang dahsyat sehingga air memancar keras dari lembahnya. Dengan demikian, air banjir besar itu, menurut Muhajir, tetap saja berasal dari langit. Tampaknya lembah tempat tinggal Kaum Nuh berupa cekungan.

Pada Surat Al-Qamar Ayat 12 disebutkan bahwa air banjir besar itu berasal dari pintu-pintu langit yang dibuka oleh Allah. Apa yang dimaksud dengan pintu-pintu langit, tidak ada penjelasan tentangnya. 

Balsieger dan Sallier (1976), mengutip pendapat Donald Patten dalam bukunya, Cataclysm from Space, menyatakan bahwa kemungkinan besar sebelum tarikh banjir besar, bumi diselimuti oleh lapisan kanopi air dalam jumlah yang besar. Hujan yang menyebabkan banjir besar diperkirakan sebagai akibat dari hancurnya lapisan kanopi air itu. 

Mungkinkah itu yang dimaksud dengan firman Allah, “Kami bukakan pintu-pintu langit” adalah dihancurkannya lapisan kanopi air itu? Wallahu a‘lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement