REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat Al Fatihah merupakan salah satu surat yang istimewa. Saking istimewanya, surat ini diletakkan sebagai surat pertama dalam Alquran dan kandungan isi suratnya pun luar biasa.
Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam Tafsir Al Mishbah mengutip pandangan Al Biqai tentang kandungan makna "Alhamdulillah" dalam Surat Al Fatihah.
Al Biqai memerinci dengan memberikan contoh ayat "Alhamdulillah" yang dibaca setelah basmalah pada Surat Al Fatihah. Ada empat surat yang dimulai setelah basmalah dengan alhamdulillah. Setiap suratnya mengisyaratkan nikmat-nikmat Allah sesuai perurutannya.
Berikut penjabaran Al Biqai mengenai empat surat yang dimaksud:
1. Surat Al An'am ayat 1 yang dimulai dengan firman-Nya, "Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang."
Ayat ini mengisyaratkan nikmat wujud di dunia dan segala potensi yang dianugerahkan Allah di langit dan di bumi serta yang dapat diperoleh melalui gelap dan terang.
2. Surat Al Kahf ayat 1 yang dimulai dengan firman-Nya, "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Alquran) dan tidak membuat kebengkokan (kekurangan) di dalamnya."
Di sini yang diisyaratkan adalah nikmat-nikmat pemeliharaan Allah yang dianugerahkan-Nya secara aktual dalam kehidupan dunia ini, yang puncaknya adalah Alquran sekaligus penyebutannya mewakili nikmat-nikmat pemeliharaan yang lain.
3. Surat Saba ayat 1 yang dimulai dengan firman-Nya, "Segala puju bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; dan bagi-Nya pula pujian di akhirat. Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui."
Ayat ini mengisyaratkan nikmat-nikmat Allah di akhirat kelak, yakni kehidupan baru, di mana manusia yang taat memperoleh kenikmatan abadi setelah seluruh makhluk mengalami kematian.
4. Surat Fathir ayat 1 yang menyakan, "Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi yang menjadikan malaikat-malaikat utusan-utusan yang mengurus berbagai macam urusan (di dunia dan di akhirat). Mempunyai sayap-sayap, dua, tiga, dan empat..."
Ayat ini adalah isyarat tentang nikmat-nikmat abadi yang akan dianugerahkan Allah keak ketika mengalami hidup baru di akhirat.
Prof Quraish menjelaskan, setiap rincian nikmat yang dicakup oleh masing-masing ayat pada empat awal surat di atas adalah rincian dari keseluruhan nikmat Allah. Dan keempat kelompok itu dicakup oleh kandungan Alhamdulillah pada Surat Al Fatihah.
Prof Quraish berpendapat, itulah yang agaknya menjadi sebab mengapa "Alhamdulillah" pada Surat Al Fatihah tidak dibarengi dengan kalimat yang mengisyaratkan nikmat tertentu, sebagaimana halnya keempat surat yang disebutkan tadi.
Ayat-ayat Surat Al Fatihah mengandung pujian dan pengajaran bagaimana memuji Allah yakni dengan mengkhususkan segala macam pujian kepada-Nya. Surat ini juga memuat pengakuan akan kemutlakan kekuasaan dan pembalasan-Nya di hari kemudian serta petunjuk bagi manusia bagaimana bermohon dan apa yang seharusnya ia mohonkan.
Yakni agar diantar menuju jalan yang luas dan lurus yang pernah ditempuh oleh mereka yang sukses. Bukan jalan orang yang sesat karena tidak mengetahui kebenaran dan tentu bukan juga cara hidup mereka yang telah mengetahui kebenaran tetapi enggan menelusurinya.