REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Al-Fatihah merupakan surat pembuka dalam Alquran yang sering disebut juga Faatihatul Kitab. Meskipun surat ini terdiri hanya dari tujuh ayat yang sederhana, namun memiliki kedalaman makna dan keutamaan yang sangat besar bagi umat Muslim.
Pertama, sebagai doa
Surat al-Fatihah adalah doa yang paling penting dalam ibadah sholat bagi umat Muslim. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa sholat yang dilakukan tanpa membaca Surat Al-Fatihah tidak akan diterima. Ini menunjukkan betapa pentingnya surat ini dalam ibadah sholat, yang merupakan tiang agama bagi umat Islam.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
Tidak ada sholat bagi yang tidak membaca al-Fatihah. (HR. Bukhori).
Kedua, bacaan sholat
Membaca Surat al-Fatihah diwajibkan bagi setiap orang yang melaksanakan sholat, baik sebagai imam atau makmum, atau sholat sendiri. Sebagaimana Rasulullah bersabda:
لَعَلَّكُمْ تَقْرَءُونَ خَلْفَ إِمَامِكُمْ. قُلْنَا: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: لَا تَفْعَلُوا إِلَّا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ فَإِنَّهُ لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِهَا
Sepertinya kalian membaca di belakang imam kalian? Kami (sahabat) menjawab: Benar, wahai Rasulullah. Maka kata beliau: Janganlah melakukan itu, kecuali membaca surat al-Fatihah; karena tidak ada sholat bagi yang tidak membacanya. (HR. Abu Daud (kitab shalat, bab 136, no 824, 1/362) dan Nasa’i (kitab al-Iftitah, bab 29, no 919, 1/489) dari Ubadah bin Shamit).
Oleh karena itu, Surat al-Fatihah wajib dibaca dalam setiap rakaat sholat. Karena Surat al-Fatihah disebut sebagai Ummul Quran atau induk dari segala surat-surat.
Ketiga, untuk ruqyah
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu anhu, beliau menceritakan bahwa suatu ketika sekelompok Sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berada dalam perjalanan. Kemudian mereka melewati sebuah kabilah Arab. Mereka meminta disambut sebagai tamu, tetapi permintaan itu ditolak oleh kabilah tersebut. Namun, setelah itu mereka bertanya, “Apakah di antara kalian ada yang pandai meruqyah?
Karena pemimpin kabilah terkena sengatan binatang berbisa atau tertimpa musibah.” Salah seorang lelaki di antara rombongan pun berkata, “Iya.” Dia pun mendatanginya dan meruqyahnya dengan Fatihatul Kitab hingga sembuh. Setelah itu dia berikanlah sejumlah kambing sebagai upah atasnya, tetapi orang itu enggan menerimanya.
Dia mengatakan, “Tidak, sampai aku ceritakan hal ini kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam.” Lalu, dia pun menemui Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan melaporkan hal itu kepada beliau. Dia berkata, “Wahai Rasulullah! Demi Allah, aku tidak meruqyah, kecuali dengan Fatihatul Kitab (surat Al-Fatihah) saja.” Beliau pun tersenyum seraya bersabda, “Dari mana kamu tahu bahwa ia adalah ruqyah?” Kemudian beliau memerintahkan, “Ambillah pemberian mereka, dan sisihkan juga jatahku bersama kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam membaca Surat al-Fatihah sebagai ruqyah, umat Muslim dapat menguatkan keyakinan mereka bahwa hanya Allahlah yang memiliki kekuatan untuk menyembuhkan dan melindungi. Selain itu, bisa membantu menguatkan iman dan ketenangan hati, serta menghilangkan rasa takut dan kecemasan terhadap gangguan-gangguan yang mungkin timbul.