Pada hakikatnya, hanya Allah-lah yang memberi rezeki. Dia-lah yang menyediakan bahan mentah kemudian memberi kemudahan kepada makhluk-Nya. Lantas, menganugerahi kesempatan kepada mereka untuk menjadi perantara, sehingga rezeki dapat diperoleh.
Kita memohon dengan membaca doa ini agar Allah Swt memberikan rezeki tak terduga. Kita meminta kepada-Nya supaya Dia "menurunkan hidangan dari langit". Dia-lah pemilik kerajaan langit dan bumi. Teramat mudah bagi-Nya untuk menurunkan rezeki kepada hamba yang dikehendaki-Nya.
Bukankah Allah Swt. menjamin rezeki semua makhluk-Nya, meskipun makhluk itu berupa semut hitam yang berjalan di tengah malam di atas bebatuan yang hitam? Bukankah Dia tidak akan mengingkari janji-Nya; "Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doamu"?
Selain itu, doa tersebut juga mengandung pengertian khusus, yakni agar rezeki dapat diratakan. Kita membaca doa Nabi Isa ini sembari memohon agar Allah Swt. menurunkan dan meratakan rezeki-Nya.