REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sebelum datangnya Islam, orang-orang Arab jahiliah akan menyebut-nyebut nama berhala-berhala mereka setiap akan melakukan aktivitas. Mereka menyebut-nyebut Lata dan Uzza dalam setiap memulai kegiatan. Setelah Islam datang, umat Muslim diajarkan untuk mengucapkan basmalah setiap kali akan memulai aktivitas. Dengan membaca basmalah, setiap hal yang dilakukan bernilai pahala dan keberkahan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَمْ يُبْدَأْ فِيْهِ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ أَقْطَعُ - رواه عبد القادر الرهاوي
“Setiap pekerjaan penting yang tidak dimulai dengan menyebut Basmalah adalah buntung (kurang berkahnya).”
Lafadz basmalah artinya adalah dengan nama Allah. Maksudnya yakni dengan menyebut nama Allah saya membaca atau saya memulai (suatu amal). Lafadz basmalah mengandung arti bahwa Alquran itu wahyu dari Allah, bukan karangan Nabi Muhammad. Sedang Nabi Muhammad hanyalah utusan Allah yang diperintahkan menyampaikan Alquran kepada manusia.
Seorang yang selalu membaca Basmalah sebelum melakukan pekerjaan yang penting berarti ia selalu mengingat Allah pada setiap pekerjaannya. Dengan demikian ia akan melakukan pekerjaan tersebut dengan selalu memperhatikan norma-norma Allah dan tidak merugikan orang lain. Dampaknya, pekerjaan yang dilakukannya akan berbuah sebagai amalan ukhrawi.
Seorang Muslim diperintahkan membaca Basmalah pada waktu mengerjakan sesuatu yang baik. Yang demikian itu untuk mengingatkan bahwa sesuatu yang dikerjakan adalah karena perintah Allah, atau karena telah diizinkan-Nya. Maka karena Allah dia mengerjakan pekerjaan itu dan kepada-Nya dia meminta pertolongan agar pekerjaan terlaksana dengan baik dan berhasil.