Rabu 26 Apr 2023 15:10 WIB

Sakitnya Sakaratul Maut Sebagai Kafarat Bagi Muslim

Kafarat atau pelebur dari dosa-dosanya.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Sakitnya Sakaratul Maut Sebagai Kafarat Bagi Muslim
Foto: www.freepik.com
Sakitnya Sakaratul Maut Sebagai Kafarat Bagi Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sakitnya sakaratul maut bagi orang-orang Muslim adalah sebagai kafarat atau pelebur dari dosa-dosanya. Sebagaimana Imam Qurthubi dalam kitab At Tadzkirah menukil sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:

 

Baca Juga

الموت كفارة لكل مسلم 

"Kematian itu kifarat bagi setiap Muslim."

 

Dalam hadits lainnya Rasulullah SAW bersabda: 

 

ما من مسلم يصيبه أذى من مرض فما سواه إلا حط الله به سيئاته كما تحكي الشجرة ورقها 

 

"Tidak ada seorang Muslim yang ditimpa cobaan berupa sakit dan sebagainya, melainkan dihapuskan oleh Allah Ta'ala dosa-dosanya, seperti sebatang pohon yang menggugurkan daunnya" (HR Muslim).

 

Imam Qurthubi menukil sebuah riwayat lainnya yang menjelaskan bahwa Allah tak akan mematikan seseorang hamba (yang dicintainya tapi dia memiliki dosa) hingga segala kesalahannya mendapat balasan dari Allah SWT di dunia. Baik itu berupa kesusahan hidup, penyakit yang diderita, atau musibah yang menimpa. Apabila masih tersisa kesalahannya, dia akan merasakan susahnya ketika menghadapi kematian.

Setelah semua kesalahannya dibalas Allah, ia akan menghadap Allah seperti bayi yang baru lahir agar mendapatkan rahmat-Nya. 

 

Meski demikian, bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah tetapi mempunyai perbuatan baik ketika di dunia, Allah tak akan mencabut nyawanya hingga semua kebaikannya itu dibalas Allah di dunia seketika. Orang tersebut akan diberikan kesehatan, banyak rezeki, kehidupan senang, rasa aman, dan lain-lain. Bila masih tersisa kebaikannya, Allah balas dengan kemudahan baginya menghadapi sakaratul. Tetapi, setelah itu dia menghadap Allah tidak membawa kebaikan sedikit pun yang tersisa hanya dosa-dosanya karena mengingkari Allah sehingga tak ada yang dapat menyelamatkannya dari neraka. 

 

وذكر ابن امبارك : أن أبا الدرداء رضي الله عنه قال: أحب الموت اشتياقا إلى ربي، وأحب المرض تكفيرا لخطيئتي ، وأحب الفقر تواضعا لربي.

 

Ibnu Mubarok menceritakan bahwa Abu Darda Radhiyallahu Anhu berkata: Saya cinta kematian, karena rindu berjumpa dengan Allah, dan saya cinta sakit karena itu adalah kafarat kesalahanku, dan aku cinta kefakiran karena itu membuat tawadhu pada Tuhanku.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement