Senin 05 Sep 2022 11:35 WIB

Tafsir An Naml Ayat 80: Jika Hati Sudah Terkunci, Petunjuk Nabi pun tak Bisa Menyadarkan

Nabi tidak mampu memasukkan petunjuk ke dalam hati orang yang sudah terkunci mati.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Tafsir An Naml Ayat 80: Jika Hati Sudah Terkunci, Petunjuk Nabi pun tak Bisa Menyadarkan
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Tafsir An Naml Ayat 80: Jika Hati Sudah Terkunci, Petunjuk Nabi pun tak Bisa Menyadarkan

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Alquran menjelaskan bahwa petunjuk dari Nabi Muhammad SAW tidak bisa sampai ke hati orang yang sudah terkunci atau berpaling ke belakang. Hal ini menggambarkan betapa bahayanya jika hati sudah terkunci dan berpaling dari petunjuk Nabi Muhammad SAW. Hal ini dijelaskan dalam Surat An-Naml Ayat 80 dan tafsirnya.

اِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتٰى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاۤءَ اِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ

Baca Juga

"Sesungguhnya engkau tidak dapat menjadikan orang yang mati dan orang yang tuli dapat mendengar seruan apabila mereka telah berpaling ke belakang". (QS An-Naml: 80)

Diterangkan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak ditugaskan supaya menjadikan orang-orang musyrik itu beriman. Beliau hanya ditugaskan untuk menyampaikan seruan atau risalah dari Allah SWT.

Tidak termasuk wewenang Nabi Muhammad SAW untuk memaksa orang kafir menjadi seorang mukmin. Hal tersebut berada dalam kekuasaan Allah.

Nabi tidak mampu memasukkan petunjuk ke dalam hati orang yang sudah terkunci mati. Ayat ini juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati itu mendengar dan tidak pula menjadikan orang-orang tuli mendengar panggilan, terlebih lagi bila hati mereka telah berpaling ke belakang.

Kalimat “orang-orang yang mati” dan “orang-orang yang tuli” dalam ayat ini adalah ungkapan metafora. Maksudnya adalah orang-orang musyrik itu dianggap sebagai orang yang sudah mati pikirannya, sudah tuli dan tidak dapat mendengar panggilan serta ajakan kebaikan.

Mereka telah berpaling ke belakang. Mereka diserupakan dengan orang yang mati dan orang yang tuli karena semua ayat yang dibacakan kepada mereka tidak berpengaruh sama sekali. Walaupun secara umum ayat ini menjelaskan bahwa orang yang telah mati tidak dapat mendengar seruan orang yang masih hidup, tetapi ada beberapa hadis yang sahih, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berbicara pada mayat-mayat kaum musyrikin yang terbunuh waktu perang Badar dan dikubur bersama-sama dalam sebuah sumur.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement