Selasa 31 May 2022 12:05 WIB

Delapan Penyebab Kufur Nikmat dalam Hadits

Syukur adalah kunci ketenangan dan kebahagiaan hidup.

Ilustrasi Harta Warisan. Delapan Penyebab Kufur Nikmat dalam Hadits
Foto:

Profesi haram

Konsep halal dalam Islam, tidak hanya terkait dengan makanan, tetapi luas cakupannya, termasuk pada pekerjaan (profesi), yang berdampak pada pribadi yang baik (shalih), dekat pada Allah, serta mudah bersyukur. Rasul keras mengingatkan akan pekerjaan yang tidak halal:

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ ابْنِ خُثَيْمٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَابِطٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لا يَدْخُلُ الجنةَ لحمٌ نَبَتَ مِنَ السُّحْتِ، وكُلُّ لَحْمِ نَبَتَ مِنَ السُّحْتِ ؛ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ (رواه ابن حبان)

“Telah menceritakan kepada kami (haddatsana) Abdul Razak haddatsana Ma’mar dari Ibn Khusaim dari Abdurrahman bin Tsabit dari Jabir bin Abddullah bahwa Nabi Saw. bersabda : Tidak masuk surga, daging yang tumbuh dari harta haram. Setiap daging yang tumbuh dari harta haram, maka api neraka lebih layak baginya” (HR. Ibnu Hibban)

Hadis ini terekam dalam Shahih Ibn Hibban, no. 1723; Musnad Ahmad, no. 1441, dan dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah. Mengapa tersebut kalimat “daging yang tumbuh” dari harta haram? Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam Liqa’ al-bab al-maftuh, berkomentar bahwa daging memberi arti yang sangat luas karena inti dari suatu pekerjaan adalah menghasilkan harta, lalu harta dibelanjakan untuk dimakan dan akhirnya menjadi daging.

Malas Bekerja

Pekerjaan yang baik adalah yang halal dan diusahakan dengan maksimal. Jika tidak, maka hasilnya pun tidak optimal. Salah satu implementasi kesyukuran atas nikmat pekerjaan yang diberikan-Nya adalah dengan memaksimalkan seluruh potensi diri untuk bekerja, bukan malah bermalas-malasan. Umar bin Khatab ra. berucap:

يَا مَعْشَرَ اْلقُراَء (أَيْ العِبَاد) اِرْفَعُواْ رُؤُوْسَكمُ،ْ مَا أَوضَح الطَّرِيْق، فَاسْتَبِقُوْا اْلخَيْرات، وَلَا تَكُونُوا كَلاً عَلَى اْلمُسْلِمِيْنَ

“Wahai para pembaca Qur’an (yaitu ahli ibadah), angkatlah kepala kalian (baca: bekerjalah!), sehingga teranglah jalan. Lalu berlombalah dalam kebaikan. Dan janganlah menjadi beban bagi kaum muslimin.”

Ucapan Umar bin Khattab ra. ini termaktub dalam kitab Musnad Ibn Abi Ja’di, no. 1921; Al-Baihaqi dalam Sunan-nya no. 544 dan dalam Syu’abul Iman no. 1257. Rajin bekerja adalah cara jitu menolak kefakiran dan implementasi dari spirit mukmin (orang beriman) yang kuat sebagaimana sabda Rasul:

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالاَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنِ الأَعْرَجِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم الْمُؤْمِنُ القَوِيُّ، خَيْرٌ وَأَحَبُّ إلى اللهِ مِنَ المُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وفي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ علَى ما يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ باللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ، وإنْ أَصَابَكَ شيءٌ، فلا تَقُلْ لو أَنِّي فَعَلْتُ كانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَما شَاءَ فَعَلَ، فإنَّ لو تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ (رواه مسلم)

“Telah menceritakan kepada kami (haddatsana) Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Ibnu Numair haddatsana Abdullah bin Idris dari Rabi’ah bin Utsman dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari al-A’raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Mukmin yang kuat, lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Namun setiap mukmin itu baik. Semangatlah pada perkara yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Allah (dalam perkara tersebut), dan jangan malas. Jika engkau tertimpa musibah, maka jangan ucapkan: andaikan saya melakukan ini dan itu. Namun ucapkan: “qadarullah wa ma sya’a fa’ala (ini takdir Allah, apa yang Allah inginkan itu pasti terjadi)”. Karena ucapan “andaikan…” itu akan membuka pintu setan” (HR. Muslim)

Hadis ini terekam dalam Shahih Muslim, no. 6945; Sunan Ibni Majah bab Fi al-Qadr, no. 4168; dan Musnad Abu Ya’la, no. 6346. Wallahu a’lam bis-shawab.

Sumber: Majalah SM No 21-22 Tahun 2019

 

Link artikel asli

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement