REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Afif, Wakil Sekretaris Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Khutbah I
اَلحَمْدُ ِللّٰهِ اللَّطِيْفِ الرَّؤُوْفِ اْلمَنَّانِ، الْغَنِيِّ اْلقَوِيِّ السُّلْطَانِ، الحَلِيْمِ اْلكَرِيْمِ الرَحِيْمِ الرَّحْمٰنِ، اْلمُحِيْطِ بِعِلْمِهِ بِمَا كَانَ وَمَا يَكُوْنُ ، يُعِزُّ وَيُذِلُّ، ويُفْقِرُ وَيُغْنِي، كُلُّ يَوْمٍ هُوَ فِيْ شَأْنٍ، أَحْمَدُهُ عَلٰى الصِّفَاتِ اْلكَامِلَةِ اْلحِسَانِ، وَأَشْكُرُهُ عَلٰى نِعَمِهِ وَبِالشُّكْرِ يَزِيْدُ اْلعَطَاءُ وَاْلاِمْتِنَانُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ المَلِكُ الدَّيَّانُ،. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلمَبْعُوْثُ إِلَى الْإِنْسِ وَاْلجَآنَّ. اَللّٰهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا تَوَالَتِ اْلأَزْمَانُ
أمَّا بَعدُ. فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالٰى : لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ. صدق الله العظيم
Maasyiral hadirin jum’ah rahimakumullah…
Pertama-tama dan paling utama, marilah kita ucapkan rasa syukur Alhamdulillah. berkat seluruh limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kita masih bisa merasakan nikmatnya ibadah shalat Jumat. Tidak sedikit kawan kita, saudara, dan handai taulan tidak adalagi di masjid ini karena sudah terlebih dahulu menghadap sang Ilahi.
Nikmatnya nafas yang lega —sampai detik ini—wajib kita syukuri melalui khusyu’ ibadah dan istiqamah muamalah. Tiada satupun di dunia ini melainkan mendapatkan nikmat dari Allah swt.
Selanjutnya, shalawat dan salam semoga selalu kita baca terus menerus kepada Nabiyyuna wahabibina Muhammad saw. Nabi akhir zaman yang membawa misi perdamaian melalui frame akhlaqul karimah. Tiada seorang Muhammad saw. diciptakan Nurnya sebelum seluruh alam jagad raya ini diciptakan, kecuali untuk menjadi pembeda.
Dunia dan seisinya—bahkan ikan yang berenang di samudera biru—bershalawat kepada Nabi. Misi kenabian dalam meneguhkan nilai-nilai Al-Amin dalam berdagang atau bermuamalah menjadi benchmarking pelaku ekonomi—khususnya umat Islam—agar supaya tidak menjadi umat yang terlambat dalam muamalah, namun digdaya ekonominya juga khusyu’ ibadahnya. Oleh karenanya, khatib akan membahas tema khutbah tentang ekonomi umat dengan judul “Taawun Iqtishadi Dalam Kemajemukan”.