Ahad 28 Sep 2025 07:05 WIB

Dinar dan Dirham, Kisah Emas yang Menyatu dengan Sejarah Islam

Dinar dan Dirham menjadi alat transaksi pada masa kejayaan Islam.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Koin kuno dinar di era kekhalifahan Islam.
Foto: google.com
Koin kuno dinar di era kekhalifahan Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi sebagian orang, emas hanyalah logam mulia yang berkilau dan jadi pilihan investasi. Namun dalam sejarah Islam, emas menyimpan kisah panjang yang tak sekadar soal kekayaan. Ia pernah menjadi simbol kejayaan, penopang ekonomi, hingga saksi peradaban besar umat Islam.

Jauh sebelum Islam hadir, bangsa Arab hidup dengan sistem barter. Tidak ada koin emas atau perak buatan sendiri. Baru setelah mereka mengenal peradaban Bizantium dan Persia, dinar dan dirham masuk ke Jazirah Arab.

Baca Juga

Tradisi itu berlanjut hingga masa Nabi Muhammad SAW. Bahkan, ada satu sahabat, Arqam bin Abi Arqam, yang dikenal sebagai ahli tempa emas dan perak. Ia dipercaya membantu Rasulullah dalam menimbang bobot dinar dan dirham yang digunakan masyarakat kala itu.

Rasul bersabda terkait uang emas atau dinar, 

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ الْقَعْنَبِيُّ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ يَعْنِي ابْنَ بِلَالٍ عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي تَمِيمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّينَارُ بِالدِّينَارِ لَا فَضْلَ بَيْنَهُمَا وَالدِّرْهَمُ بِالدِّرْهَمِ لَا فَضْلَ بَيْنَهُمَا 

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi telah menceritakan kepada kami Sulaiman -yaitu Ibnu Bilal- dari Musa bin Abu Tamim dari Sa'id bin Yasar dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dinar dengan dinar, tidak ada lebih antara keduanya, dan dirham dengan dirham, tidak ada lebih antara keduanya." (HR Muslim)

Pertukaran dinar dengan dinar atau dirham dengan dirham harus memiliki nilai dan jumlah yang sama persis.

Koin emas dalam Islam

Koin emas khas Islam baru benar-benar lahir setengah abad setelah wafatnya Rasulullah SAW. Tepatnya di masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Dinasti Umayyah pada tahun 697 M.

Di Damaskus, ibu kota kekhalifahan, untuk pertama kalinya koin emas bercorak Islam dicetak. Tidak lagi ada gambar kaisar atau simbol salib Bizantium. Sebagai gantinya, kalimat tauhid dan ayat-ayat Alquran menghiasi permukaan koin.

Dinar emas itu berbobot sekitar 4,25 gram, mengikuti standar yang diletakkan Khalifah Umar bin Khattab. Bentuknya bundar, dengan tulisan yang melingkar rapi di kedua sisinya. Satu sisi memuat kalimat tahlil dan tahmid, sementara sisi lainnya mencantumkan nama penguasa serta tahun pencetakan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement