Kamis 25 Sep 2025 18:37 WIB

11 Adab Membaca Alquran

Sebaiknya membaca Alquran dengan tunduk, khusyu, perlahan, diiringi tadabur.

Jamaah membaca Alquran saat itikaf di Masjid Al Falah Apartemen Bassura City, Jakarta, Senin (24/3/2025) malam. Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Al Falah pertama kali menggelar itikaf dengan menyediakan fasilitas tenda untuk jamaahnya yang bermukim di masjid pada 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan guna menghidupkan lailatul qadar. Kegiatan itikaf tersebut meliputi kegiatan buka puasa bersama, tarawih, kajian, tahajud dan sahur bersama. Itikaf merupakan kegiatan bermukim di masjid dengan melakukan berbagai macam ibadah seperti shalat, membaca Al Quran dan mendengarkan kajian yang dilakukan umat muslim pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan untuk menjemput lailatul qadar atau malam penuh kemuliaan karena merupakan malam di turunkannya Al Quran.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Jamaah membaca Alquran saat itikaf di Masjid Al Falah Apartemen Bassura City, Jakarta, Senin (24/3/2025) malam. Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Al Falah pertama kali menggelar itikaf dengan menyediakan fasilitas tenda untuk jamaahnya yang bermukim di masjid pada 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan guna menghidupkan lailatul qadar. Kegiatan itikaf tersebut meliputi kegiatan buka puasa bersama, tarawih, kajian, tahajud dan sahur bersama. Itikaf merupakan kegiatan bermukim di masjid dengan melakukan berbagai macam ibadah seperti shalat, membaca Al Quran dan mendengarkan kajian yang dilakukan umat muslim pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan untuk menjemput lailatul qadar atau malam penuh kemuliaan karena merupakan malam di turunkannya Al Quran.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Bagi umat Islam yang ingin membaca Alquran, ditekankan agar memperhatikan adab-adab. Dikutip dari buku Tajwid Lengkap Asy-Syafi'i karya Ustadz Abu Ya'la Kurnaedi, di antara adab seorang muslim terhadap Alquran yaitu: 

1. Hendaknya qari meniatkan dalam membaca dan mentadaburi Alquran secara murni karena wajah Allah, bukan karena riya atau ingin dipuji dan sumah (ingin didengar), serta tidak minta upah apa pun, karena ibadahnya merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada-Nya.

Baca Juga

2. Menghormati adab-adab tilawah atau membaca Alquran, seperti beristiadzah (meminta perlindungan) kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk ketika memulai qiraah, juga membaca basmalah apabila memulai qiraahnya dari awal surah selain surah At-Taubah.

3. Hukumnya mustahab (disukai) bagi qari Alquran untuk berwudhu sebelum memulai qiraah dengan mushaf (bukan dengan hafalan). Bahkan, ada yang berpendapat wudhu wajib atasnya.

4. Sebaiknya duduk ketika membaca Alquran, begitu juga berpakaian yang baik, menghadap kiblat, dan berada di tempat terhormat yang layak dengan keagungan Kitab-Nya.

5. Sebaiknya membaca Alquran dengan tunduk, khusyu, perlahan, diiringi tadabur dan tafakur pada ayat-ayatnya, sedangkan hati dan inderanya tertuju pada apa yang dibaca, dan tidak memotongnya dengan perkataan manusia.

6. Dianjurkan mentartilkan Alquran dengan suara yang bagus, dengan memperjelas setiap huruf dan harakatnya, juga memperhatikan hukum-hukum tajwid sesuai kemampuan.

7. Apabila dimungkinkan ada seseorang mendengar bacaan Alquran kita, sementara dia pun sedang membaca Alquran atau mengerjakan shalat, maka hendaklah tidak mengganggu mereka yang sedang beramal itu dengan mengeraskan suara.

8. Qari hendaknya tidak membaca Alquran dengan cepat sehingga tidak dapat memahami apa yang diucapkannya, dan tidak memanjangkannya lebih dari batasan yang merusak lafazh-lafazhnya sehingga keluar dari maksud tilawah. Namun, bacalah dengan sikap pertengahan.

9. Tidak membaca Alquran dengan nada-nada nyanyian seperti irama-irama orang fasik, atau senandungnya kaum Nashrani, juga ratapannya para rahib Yahudi, semua cara itu tidak diperbolehkan.

10. Menahan diri dari qiraah apabila menguap, yakni berhenti dahulu sampai selesai menguap, demi mengagungkan Allah. Karena pada saat itu seorang hamba sedang menyeru dan bermunajat kepada Rabbnya, sedangkan menguap berasal dari syaitan.

11. Berhenti pada ayat rahmat kemudian meminta karunia dari Allah, serta berhenti pada ayat azab dan ancaman kemudian meminta perlindungan kepada Allah darinya, sebagaimana pada ayat tasbih hendaknya bertasbih, dan yang demikian dilakukan di luar shalat fardhu (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-Ilmiyyah wal Ifta).

 

sumber : Dok Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement