Rabu 16 Jul 2025 12:22 WIB

Untuk Apa Tafsir Alquran Kemenag Disempurnakan?

Penyempurnaan tafsir Alquran Kemenag dinilai penting.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Alquran (ilustrasi).
Foto: Dok Republika
Alquran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) akan kembali menyempurnakan Tafsir Alquran terbitan resminya. Tujuan utamanya adalah untuk merespons dinamika sosial yang berkembang di masyarakat sekaligus memperbarui aspek bahasa dan pendekatan ilmiah dalam memahami ayat-ayat suci.

Kepala LPMQ Abdul Aziz Sidqi menjelaskan, penyempurnaan tafsir ini penting dilakukan karena pemahaman terhadap Alquran sebagai teks ilahi terus berkembang seiring waktu. 

Baca Juga

"Tafsir itu pemahaman manusia, jadi harus berkembang terus. Apalagi sekarang sudah hampir 20 tahun sejak penyempurnaan terakhir. Jadi sudah harus kita sempurnakan lagi," ujar Azis saat ditemui Republika.co.id di Kantor Kemenag Jl MH Thamrin, Jakarta, Senin (14/7/2025).

Menurut Aziz, ada sejumlah faktor utama yang mendorong penyempurnaan ini. Di antaranya adalah penyesuaian terhadap Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), perkembangan kajian ilmiah yang makin luas, serta masukan dan kritik dari masyarakat. 

"Tafsir ini tidak hanya dibaca oleh kalangan akademisi atau santri, tapi juga oleh publik umum yang mengaksesnya melalui website dan aplikasi digital," ucap dia.

Tercatat, sejak diluncurkan dalam bentuk digital pada 2016, Tafsir Kemenag telah diakses lebih dari 60 juta kali melalui situs web Quran Kemenag. "Itu baru dari web, belum termasuk yang diakses lewat aplikasi pihak ketiga," kata Azis.

Dia pun mengungkapkan, penyempurnaan kali ini melibatkan para ulama, akademisi, dan pakar dari berbagai bidang. Salah satu nama yang terlibat adalah K. H. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), ulama muda yang memiliki pemahaman mendalam terkait Alquran.

"Kami butuh warna dari kalangan pesantren agar tafsir ini benar-benar membumi dan menjawab kebutuhan umat," jelas Aziz.

Selain itu, tim penyusun juga melibatkan pakar dari berbagai disiplin ilmu, seperti Prof Thomas Djamaluddin dalam tafsir ayat-ayat kauniyah (fenomena alam), serta Dr. Ali Akbar, arkeolog Islam dari Universitas Indonesia yang memperkaya tafsir dengan pendekatan sejarah dan peninggalan nabi-nabi terdahulu.

Dari sisi bahasa, Kemenag bekerja sama dengan Badan Bahasa Kementerian Pendidikan untuk memastikan tafsir menggunakan diksi yang tepat, mudah dipahami, dan sesuai dengan kaidah kebahasaan terbaru.

"Saya kira kebanyakan memang dari pakar tafsir yang kita kombinasi ya, dari akademisi dan juga dari kalangan pesantren. Jadi dari berbagai disiplin keilmuan kita akomodir semua itu," kata Azis. 

Tafsir Kementerian Agama pertama kali diterbitkan pada era 1980-an. Penyempurnaan pertama dilakukan antara tahun 2003 hingga 2008. Revisi terbaru ini menandai tonggak penting dalam usaha berkelanjutan pemerintah menghadirkan tafsir Alquran yang otoritatif, kontekstual, dan relevan dengan zaman.

"2003 itu dilakukan penyempurnaan pertama. Sekarang akan kita lakukan penyempurnaan kedua dan kita targetkan tiga tahun selesai, tapi kita lihat nanti," jelas Azis.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement