REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kelakuan pelacur satu ini benar-benar dikecam orang sepanjang zaman. Bukannya mengurus maksiat atau bahkan tobat, dia malah memfitnah orang shaleh. Kisah pelacur tersebut diabadikan Nabi Muhammad dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah. Kisahnya begini,
Suatu hari ada seorang ahli ibadah bernama Juraij. Waktunya setiap hari banyak dihabiskan untuk beribadah. Saat sedang sholat, ibunya memanggil berkali-kali. Juraij bingung apa yang harus dilakukan, apakah membatalkan sholat kemudian mendatangi si ibu, atau menyelesaikan ibadah yang sudah kadung dia kerjakan. Dia kemudian memilih menyelesaikan ibadah tersebut.
Tak hanya sekali, kejadian semacam itu ternyata terjadi berkali-kali, hingga membuat si ibu kesal luar biasa. Saking kesalnya, si ibu berkata, suatu saat kau akan menghadapi fitnah pelacur.
Bukan sekadar omongan, perkataan si ibu ternyata santer terdengar ke berbagai penjuru, hingg sampai ke telinga pelacur. Wanita yang kerap berhubungan seksual dengan mengharapkan imbalan uang itu kemudian mencari Juraij.
Kemudian ketemu di sebuah tempat, lalu merayunya. Tapi Juraij tak tergoda untuk bersetubuh dengan si pelacur.
Tak kehilangan akal, dia kuntit kemana Juraij biasa pergi. Diketahuillah bahwa dia biasa beristirahat di sebuah peternakan. Kemudian berbicara di sana. Si pelacur itu mendatangi peternakan tersebut. Namun tak ada Juraij di sana. Yang berada di sana adalah orang lain. Tapi tak peduli siapa pria yang di sana, si pelacur berzina hingga hamil.
Kemudian lahirlah si jabang bayi. Ketika ditanya orang, siapa bapak bayi itu, si pelacur menyebut Juraij. Gemparlah kabar tersebut. Orang kesal mendengar nama Juraij yang selama ini dikenal sebagai ahli ibadah, ternyata berzina dengan pelacur pula, sampai melahirkan anak.