REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sinai, kawasan gurun antara Mesir dan Israel, dahulu dilewati para nabi. Ibrahim misalkan, ketika berjalan dari Ur, Harran, kemudian ke Palestina, melewati gurun itu.
Nabi Musa bersama pengikutnya datang ke sana. Lalu Nabi Musa naik ke bukit Sinai untuk berbicara 'langsung' dengan Allah. Sementara kaumnya di bawah disesatkan oleh Musa Samiri untuk menyembah patung sapi.
Maryam dan putranya, Nabi Isa, juga dikabarkan melewati kawasan tersebut. Tiada lain kecuali untuk menyebarluaskan dakwah tauhid dan kearifan hidup untuk menjadi pegangan umat manusia.
Allah mengabadikan Sinai dalam sejumlah firman-Nya, seperti ayat kedua Surah at-Tin,
وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ
Wa ṭūri sīnīn(a).
Demi gunung Sinai
Allah bersumpah dengan Gunung Sinai, tempat Nabi Musa menerima wahyu (Taurat). Mengenai bahwa Nabi Musa menerima wahyu di tempat itu dikisahkan pula antara lain dalam Surah al-A‘rāf/7: 144. Allah berfirman:
قَالَ يٰمُوْسٰٓى اِنِّى اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسٰلٰتِيْ وَبِكَلَامِيْ ۖفَخُذْ مَآ اٰتَيْتُكَ وَكُنْ مِّنَ الشّٰكِرِيْنَ ١٤٤
(Allah) berfirman, “Wahai Musa! Sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) engkau dari manusia yang lain (pada masamu) untuk membawa risalah-Ku dan firman-Ku, sebab itu berpegang-teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur.” (al-A'rāf/7: 144)
Dalam ayat sebelumnya dikisahkan bagaimana Nabi Musa naik bukit Sinai untuk menerima wahyu. Dalam ayat ini dinyatakan pengangkatan Musa sebagai nabi dan menerima wahyu yaitu kitab Taurat.
Kini kawasan Sinai dikuasai Mesir. Jejeran Tank Abrams beserta barisan pasukan mematikan berada di sana, siap membombardir siapapun dan apapun yang mencurigakan.
Secara kasat mata, Sinai itu gersang, saujana. Namun di balik kegersangan itu, ternyata terdapat hal yang mengejutkan para ahli geologi, karena di sanalah tempat bebatuan permata hijau tersimpan dalam jumlah besar.