Sabtu 22 Mar 2025 14:35 WIB

Puasa Orang Dahulu Lebih Berat dari Ramadhan, Begini Tafsir Buya Hamka

Puasa Ramadhan meningkatkan akhlak mulia.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Buya Hamka
Foto: Dok. Muhammadiyah
Buya Hamka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah yang lebih dikenal sebagai Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan bahwa puasa juga dilakukan oleh umat sebelum Nabi Muhammad SAW diutus. Agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, agama Mesir purbakala dan Romawi sebelum masehi juga berpuasa.

Dalam Tafsir Al-Azhar dijelaskan bahwa dapat dipahami bahwasanya peraturan puasa bukanlah peraturan yang baru diperbuat setelah Nabi Muhammad SAW diutus saja, melainkan sudah diperintahkan juga kepada umat-umat terdahulu.

Baca Juga

Meskipun Kitab Taurat tidak menerangkan peraturan puasa sampai kepada yang detail, namun di dalamnya ada pujian dan anjuran kepada orang supaya berpuasa.

Nabi Musa Alahissalam sendiri pernah puasa 40 hari. Sampai saat ini orang Yahudi yang taat masih tetap melakukan puasa pada hari-hari tertentu, puasa satu minggu sebagai peringatan hancurnya Jerusalem dan diambilnya kembali. Puasa hari kesepuluh pada bulan ketujuh menurut perhitungan mereka, yang mereka puasakan sampai malam.

Dalam Kitab Injil juga tidak diberikan tuntunan puasa sampai kepada yang hal detail. Nabi Isa Alahissalam menganjurkan berpuasa, tetapi dirahasiakan.

Buatlah seakan-akan orang tidak tahu bahwa engkau puasa. Beri minyak rambut baik-baik dan cuci muka supaya jangan kelihatan kusut karena puasa. Puasa orang Kristen yang terkenal adalah Puasa Besar sebelum Hari Paskah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement