Senin 03 Mar 2025 11:58 WIB

Empat Makna Tersembunyi di Balik Hadis Setan akan Dibelenggu Selama Ramadhan

Selama Ramadhan, setan tidak bisa leluasa untuk menggganggu dan mencelakakan manusia.

Warga menunggu waktu berbuka puasa bersama di Masjid Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Ahad (2/3/2025). Badan Pengelola Masjid Raya Syeikh Zayed menyiapkan tujuh ribu paket takjil berbuka puasa setiap harinya selama bulan Ramadhan.
Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Warga menunggu waktu berbuka puasa bersama di Masjid Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Ahad (2/3/2025). Badan Pengelola Masjid Raya Syeikh Zayed menyiapkan tujuh ribu paket takjil berbuka puasa setiap harinya selama bulan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, Ada sejumlah hadis yang begitu populer di kalangan umat Islam saat memasuki bulan suci Ramadhan. Hadis-hadis ini berisi tentang setan yang akan dibelenggu pada bulan suci. Keterangan ini diriwayatkan oleh sejumlah ulama hadis seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Ahmad, Ibnu Huzaimah dan lain-lain. Redaksinya sebagai berikut. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu: "Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda, “Apabila bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu surga akan dibukakan dan pintu-pintu neraka akan ditutup serta syetan-syetan akan dibelenggu.” (HR Bukhari No. 1898 dan Muslim 1079).

Baca Juga

Lantas, muncul pertanyaan mengapa perbuatan maksiat seperti pencurian hingga korupsi masih ada pada bulan suci. Bahkan, tidak sedikit pelakunya merupakan seorang Muslim. 

Ustaz Ahmad Sarwat dalam bukunya Fiqih Ramadhan menjelaskan bagaimana para ulama mengurai makna hadis ini. Salah satunya menjelaskan pertanyaan tersebut. 

1. Tidak Bisa Leluasa Mengganggu

Satu pendapat menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan terbelenggunya setan adalah bahwa setan tidak bisa leluasa untuk mengganggu dan mencelakakan manusia tidak seperti biasanya. Mengapa? Karena di bulan Ramadhan, umumnya orang-orang sibuk dengan shaum, membaca Alqur’an dan berdzikir. Dan kegiatan mereka ini membuat syetan menjadi terbelenggu untuk leluasa menggoda dan mencelakakan manusia. Ruang gerak mereka menjadi lebih terbatas, dibandingkan dengan hari-hari di luar bulan Ramadhan.

2. Hanya Syetan yang Membangkang

Pendapat lain  mengatakan bahwa yang dibelenggu bukan semua syetan, melainkan hanya sebagiannya saja. Mereka adalah syetan-syetan yang membangkang, sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Huzaimah, Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu Rasulullah SAW bersabda, “Pada malam pertama bulan Ramadhan syetan-syetan dibelenggu. Yaitu syetan-syetan yangmembangkang.”

3. Ketidakmampuan Syetan Menggoda

Yang dimaksud dengan “dibelenggu” merupakan suatu ungkapan akan ketidakmampuan syetan untuk menggoda dan menyesatkan manusia. Jika ada pertanyaan, mengapa masih banyak terjadi kemaksiatan pada bulan Ramadhan? Bukankan syetan-syetan yang biasa menggoda manusia telah dibelenggu? Berdasarkan pengertian di atas, para ulama menjawab pertanyaan tersebut dengan empat jawaban:

a. Dibelenggunya syetan hanya berlaku bagi mereka yang melakukan ibadah shaum dengan penuh keikhlasan.

b. Yang dibelenggu hanya sebagian syetan saja, yaitu syetan yang membangkang sebagaimana dijelaskan di atas.

c. Yang dimaksud adalah berkurangnya tindak kejahatan atau perilaku maksiat. Dan hal tersebut dapat kita rasakan meskipun masih terjadi tindak kejahatan atau kemaksiatan tapi biasanya tidak sebanyak di bulan-bulan lainnya.

d. Tidak mesti dengan dibelenggunya syetan maka kemaksiatan akan hilang atau terhenti, karena masih ada sebab-sebab lainnya selain syetan. Bisa jadi kemaksiatan tersebut timbul karena sifat jelek manusianya, adat istiadat yang rusak, lingkungan masyarakat yang sudah bobrok, serta kemaksiatan tersebut bisa juga disebabkan oleh syetan-syetan dari golongan manusia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement