REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Surat al-Qamar adalah surah ke-54 menurut urutan Mushaf Alquran Utsmani, dan surat ke-37 menurut urutan turunnya Alquran.
Surat ini diturunkan setelah Surat ath-Thariq, dan sebelum Surat Shad. Surat yang disepakati tergolong Makkiyah, diturunkan di Makkah ini berjumlah 55 ayat.
Terkait dengan sebab diturunkannya surat ini (asbab nuzul), sebagaimana hadits yang diriwayatkan dalam Sunan at-Tirmidizi berikut ini:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه، قال: (سأل أهل مكة النبي صلى الله عليه وسلم آية، فانشق القمر بمكة، فنزلت: {اقتربت الساعة وانشق القمر} إلى قوله: {سحر مستمر} القمر:1-2
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, dia berkata, “Para penduduk Makkah meminta tanda (mukjizat) kepada Nabi SAW lalu, terbelahlah bulan di Kota Makkah. Turunlah ayat 1-2 Surat Al-Qamar.”
Sementara itu al-Wahidi dalam Asbabun Nuzul menyebutkan sebagai berikut:
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه، قال: انشق القمر على عهد محمد صلى الله عليه وسلم، فقالت قريش: هذا سحر ابن أبي كبشة، سَحَرَكم، فسألوا السُّفَّار -جمع مسافر- فقالوا: نعم قد رأينا، فأنزل الله عز وجل: {اقتربت الساعة وانشق القمر وكان نزولها في حدود سنة خمس قبل الهجرة،
Dari Abdullah bin Mas'ud RA, di berkata, “Bulan terbelah pada masa Nabi Muhammad SAW dan orang-orang Quraisy berkata, “Ini adalah sihir Ibnu Abi Kabsyah, dia telah menyihir kalian. Mereka bertanya kepada para musafir - jamak dari musafir - dan mereka berkata, "Ya, kami telah melihatnya." Lalu Allah menurunkan dua ayat pertama surat al-Qamar ini yang berlangsung pada sekitar tahun kelima sebelum hijrah.”
BACA JUGA: Perburuan Tentara Israel di Brasil dan Runtuhnya Kekebalan Negara Zionis
Sedangkan tema surat Al-Qamar berkisar pada penjelasan tentang sikap keras kepala dan keras kepala kaum kafir Quraisy terhadap tanda besar terbelahnya bulan, setelah mereka meminta tanda fisik yang besar dari Nabi Muhammad SAW.
Hal itu meruka lakukan untuk membuktikan keaslian kenabian dan ketulusan risalahnya, serta sikap keras kepala mereka terhadap perintah-perintah yang telah disampaikan Alquran kepada mereka.