Ahad 20 Oct 2024 10:26 WIB

Pesan Nabi Muhammad SAW kepada Pemimpin Agar tidak Menipu Rakyat

Allah SWT mengharamkan surga terhadap pemimpin yang mati dalam keadaan menipu rakyat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Mencari Pemimpin Umat
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ilustrasi Mencari Pemimpin Umat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menipu adalah penyakit buruk dan kronis jika ia telah merasuki tubuh masyarakat Muslim. Jika menipu telah menjangkiti tubuh masyarakat, ketahuilah ia mulai menggerogoti anggota badannya dan meretakkan struktur bangunannya. Maka, akibatnya adalah kerugian yang besar.

Abu Hurairah Radiyallahu anhu berkata Nabi Muhammad SAW pernah melewati seonggok makanan, lalu beliau memasukkan tangan ke dalamnya. Namun, jari-jarinya merasakan ada yang basah.

Baca Juga

Maka Rasulullah SAW bertanya, "Apakah ini wahai pemilik makanan?" Pemilik makanan menjawab, "Ia terkena air hujan, wahai Rasulullah."

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Mengapa tidak kamu letakkan yang basah ini di bagian atas sehingga manusia bisa melihatnya. Barangsiapa yang menipu, maka ia bukan termasuk golonganku." (HR Muslim dan Abu Dawud)

Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW tersebut bisa diketahui, urusan menipu adalah perkara besar dan sangat buruk akibatnya. Karena, penipuan bisa menyebabkan pelakunya keluar dari Islam.

Ungkapan Rasulullah SAW, "Bukan termasuk golonganku" seringkali digunakan untuk masalah yang sangat jelek yang menyebabkan pelakunya terjerumus kepada perkara yang berbahaya. Sehingga, hal itu pun dikhawatirkan menyebabkan kekufuran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement