REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Sesosok Wanita berhijab hitam duduk khusu di kursi penonton di belakang arena Lapangan Tembak in door Rindam, Mata Ie, Aceh Besar. Tanganya menengadah seiring bibirnya yang mengucap lirih doa.
Patrisiatau nama sosok wanita itu. ia adalah ibu dari Athallah Ahza atlet menembak Provinsi Riau yang turun nomor 10m air rifle men cabang olahraga menembak Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. Patrisiatau selalu bermunajat kepada Allah dalam setiap sesi dan target yang harus diselesaikan putranya ketika bertanding. Dia terus bermunajat kepada Allah agar putra pertamanya itu mampu menyabet medali emas pada ajang bergengsi empat tahunan di Tanah Air itu.
Iringan doa itu ikut memberi dorongan moril bagi Athallah membidik target demi target sasaran tembak yang diberikan, untuk dituntaskan dengan jitu oleh remaja berkulit putih dalam pertandingan final nomor 10m air rifle men malam itu.
Athallah pun dengan pasti menapaki puncak perolehan poin dan menjadi peserta yang tak terkalahkan pada pertandingan yang penuh ketegangan dan dinanti para penonton, dan tentu saja dinanti Patrisiatau.
Air mata membuncah
Menit akhir pun tiba, air mata Patrisiatau membuncah kala anak pertamanya itu disebut sebagai sang juara dan berhak atas medali emas nomor 10m air rifle men.
Ia kembali membasuh mukanya seraya mengucap serangkaian doa sebagai wujud syukur atas keberhasilan sang buah hati
Istri dari Donny Aprizal tersebut langsung memeluk anaknya dan menyemangatinya. Tangis ibu dan anak pecah merayakan buah manis dari usaha setahun terakhir yang terbayar di bumi Serambi Mekkah.
Ruang in door Lapangan Tembak Rindam Aceh Besar menjadi saksi akan kehebatan yang dicatat petembak berumur 16 tahun tersebut.
Lihat halaman berikutnya >>>