REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani disebutkan:
،اعبُدِاللهَ كأنَّكَ تراه فإن لم تكُن تر ا ه فإنَّه يراك، واعدُد نفسكَ في الموتي وإيَّاكَ ودعو ةَ المظلو م فإنَّما تُستجا ب، ومن استطا ع منكم أ ن يشهد الصلا تينْ العشا ء والصبْح ولو حَبْوًافلْيَفْعَل
“Beribadahlah kepada Allah seakan-akan kamu melihat Allah, jika kamu tidak melihatnya maka sesungguhnya Dia yang melihatmu dan anggaplah bahwa seakan-akan kamu hendak mati, jauhi dan hati-hati dari do’a orang-orang yang didzalimi, dan siapa diantara kalian yang mampu untuk shalat subuh dan ‘isya berjamaah walaupun dia merangkah untuk mendatanginya, hendaknya dia lakukan”
Buya Muhammad Alfis Chaniago dalam Indeks Hadits dan Syarah I menjelaskan, hadits ini mengandung pesan tentang empat perkara penting dalam agama. Yaitu:
- Sembahlah Allah seakan-akan engkau melihatNya. Atau dengan kata lain, khusyuklah dalam menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya.
- Anggaplah dirimu akan mati besok. Atau dengan kata lain, persiapkanlah dirimu untuk bekal di hari kemudian dengan mengerjakan amal-amal shaleh, seakan-akan kamu akan mati besok sehingga dalam mengerjakannya kamu lebih mendahulukannya daripada hal-hal yang lain.
- Hati-hatilah kamu terhadap doa orang yang teraniaya. Makna yang dimaksud adalah janganlah kamu berbuat aniaya terhadap orang lain karena doa orang yang teraniaya itu dikabulkan Allah.
- Kerjakanlah sholat subuh dan sholat Isya secara berjamaah di masjid karena sesungguhnya pahala kedua sholat tersebut yang dilakukan secara berjamaah sangat besar, sehingga diungkapkan "sekalipun kamu harus merangkak mendatanginya, mengingat pahalanya yang besar itu." Dalam riwayat lain disebutkan seandainya kamu harus melakukan undian untuk menghadirinya, niscaya kamu akan melakukan undian untuknya.