REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sayyidina Rabiah Radhiyallohu'anhu bercerita, "Aku selalu berkhidmad kepada Baginda Rasulullah Shollollohu 'alaihi wasallam pada malam hari, Akulah yang menyediakan air wudhu, siwak, tempat sholat, dan keperluan lainnya. Suatu ketika, karena puas dengan pelayananku, beliau bertanya,
'Katakanlah, apakah yang kamu minta?' Aku menjawab, 'Ya Rasulullah, aku hanya menginginkan satu perkara, yaitu bersamamu di surga.' Beliau bertanya lagi,'Apakah ada permintaan yang lain?'Aku menjawab,'Tidak ada! Hanya itulah yang aku inginkan.' Beliau bersabda, 'Baiklah, kamu harus membantuku dengan banyak bersujud kepada Allah."' (H.R. Abu Dawud)
Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandahlawi dalam kitab Fadhilah Amal menjelaskan, kisah di atas mengandung pelajaran bahwa kita tidak boleh hanya mengandalkan doa untuk mendapatkan keinginan kita. Doa harus diiringi dengan usaha dan amalan.
Sedangkan amalan yang terpenting adalah sholat. Lebih banyak kita sholat, maka akan lebih banyak bersujud kepada Allah SWT (lebih banyak bersujud kepada Allah SWT lebih banyak peluang untuk diterimanya doa).
Seseorang yang hanya berkata, "Aku telah minta doa dari ulama fulan,
ulama fulan," dan tidak berusaha sama sekali, ini suatu kesalahan besar. Allah SWT menghubungkan dunia ini dengan asbab. Meskipun
Allah berkuasa dengan tanpa asbab dan terkadang
untuk menunjukkan qudrat-Nya, Dia berbuat demikian.
Namun, pada umumnya, urusan 'keduniaan dihubungkan dengan asbab. Sungguh mengherankan untuk urusan keduniaan, kita tidak pernah bergantung hanya pada takdir dan doa. Tetapi seribu satu macam usaha kita lakukan.
Sedangkan untuk urusan agama, kita hanya bergantung pada takdir dan doa. Tidak diragukan lagi bahwa doa para wali Allah memang penting, namun Baginda Nabi SAW bersabda,"Bantulah aku dengan
memperbanyak sujud."