Rabu 28 Aug 2024 14:56 WIB

Nubuat Nabi tentang Pemimpin Tukang Dusta & Pendukungnya, Begini Penjelasannya

Nabi menjelaskan pemimpin tukang dusta dan pendukungnya tak dapat syafaat.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi santri mengartikan dan menuliskan penjelasan gurunya ketika mengaji kitab kuning.
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Ilustrasi santri mengartikan dan menuliskan penjelasan gurunya ketika mengaji kitab kuning.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits menjelaskan sebuah nubuat tentang pemimpin zalim. Dalam hadits riwayat HR Nasai 4136 disebutkan bahwa Nabi bersabda setelah dirinya wafat, akan ada penguasa maniak dusta.

Hadits tersebut dibahas dalam Sunan Nasai dalam bab Ancaman bagi yang membantu penguasa melakukan kezhaliman. Begini bunyi dan makna hadits tersebut,

Baca Juga

أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي حَصِينٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ عَاصِمٍ الْعَدَوِيِّ عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةةَ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ تِسْعَةٌ فَقَالَ إِنَّهُ سَتَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ مَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الْحَوْضَ وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ الْحَووْضَ

Telah mengabarkan kepada kami 'Amr bin Ali, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya dari Sufyan dari Abu Hashin dari Asy Sya'bi dari 'Ashim Al 'Adawi dari Ka'ab bin 'Ujrah ia berkatal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menemui kami, ketika itu kami sembilan orang, lalu beliau bersabda: " Sesungguhnya akan ada setelahku para penguasa, barang siapa yang mempercayai kedustaan mereka dan membantu kezhaliman mereka, maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan darinya, ia tidak akan menemuiku di telaga, dan barangsiapa yang tidak mempercayai kedustaan mereka dan tidak membantu kezhaliman mereka maka ia adalah termasuk golonganku dan aku bagian darinya, ia akan datang menemuiku di telaga."

Perkataan Sayidina Ali

Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam kitab Nashaihul Ibad menerangkan bahwa di masa lalu ada yang bertanya kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiyalahu anhu, apa yang lebih keras dari batu? Apa yang lebih panas dari api?

Sayidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu menjawab bahwa hati orang munafik lebih keras daripada batu. Penguasa yang zalim lebih panas daripada api.

مَا انْقَلُ مِنَ السَّمَاءِ ؟ وَمَا أَوْسَعُ مِنَ الْأَرْضِ وَمَا أَغْنَى مِنَ الْبَحْرِ وَمَا أَشَدُ مِنَ الْحَجَرِ وَمَا أَحَرٌ مِنَ النَّارِ وَمَا أَبْرَدُ مِنَ الزَّمْهَرِيرِ وَمَا أَمَرُّ مِنَ السَّمِّ ؟

Dalam suatu riwayat, Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah ditanya sebagai berikut, "Apakah yang lebih berat dibanding langit? Apa yang lebih luas daripada bumi? Apa yang lebih kaya jika dibanding dengan laut? Apa yang lebih keras daripada batu? Apa yang lebih panas dibanding api? Apa yang lebih dingin dibanding air Zamharir? Apa yang lebih pahit dibanding racun?"

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement