Rabu 21 Aug 2024 20:06 WIB

Hadits Nabi tentang Neraka Bagi Pemimpin yang Menipu Rakyat

Seorang pemimpin dzalim akan merasakan azab di akhirat.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Muhammad Hafil
Pemimpin yang dzalim. (ilustrasi)
Foto: republika
Pemimpin yang dzalim. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pertanggungjawaban seorang pemimpin tidak hanya kepada rakyat di dunia. Tetapi, juga kepada Allah di akhirat.

 

Oleh karena itu, sifat amanah harus melekat pada dirinya. Allah SWT menebar ancaman kepada para pemimpin yang berbuat dzalim kepada rakyat atau orang yang dipimpinnya.

Baca Juga

Ada sejumlah konsekuensi bila seorang pemimpin berbuat dzalim. Yakni:

Azab yang pedih

“Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka” (HR Ahmad). Demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Allah mengancam orang yang semena-mena.

“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada sesama manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapatkan siksa yang pedih” (QS asy-Syura: 42).

Seorang pemimpin yang zalim akan merasakan akibatnya pada Hari Pembalasan. “Sungguh, manusia yang paling dicintai Allah pada Hari Kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah ialah pemimpin yang adil. Orang yang paling dibenci Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah pemimpin yang zalim” (HR Tirmidzi).

Didoakan kesukaran

Rasulullah SAW mendoakan kesusahan bagi para penguasa yang menindas umat beliau. “Ya Allah, siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku kemudian dia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia. Siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku dan memudahkan mereka, maka mudahkanlah dia,” demikian munajat beliau, sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim.

Doa itu menyiratkan dua tipikal pejabat. Ada yang kerap menyusahkan rakyatnya. Ada pula yang cenderung memudahkan hidup mereka.

Semestinya, seorang pemimpin menjalankan tugas dengan baik dan seadil-adilnya. Bila ia terus berupaya, insya Allah, pertolongan dari-Nya akan datang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement