REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Banyak orientalis yang mengkritik ayat-ayat Alquran. Selain menganggap Alquran sebagai saduran dari kisah-kisah alkitab pada ajaran Yahudi dan Nasrani, mereka menilai bahwa ayat Alquran hanya sebatas fiksi.
Salah satu orientalis lulusan Universitas Harvard, John Wansbrough, terbilang sangat keras dalam mengkritik Nabi Muhammadsaw. John memiliki beberapa gagasan baru yang berbeda dengan beberapa tokoh Orientalis sebelumnya.
Menurutnya, kenabian Nabi Muhammad saw. merupakan tiruan dari bentuk Nabi Musa AS. karena kebutuhan teologis bangsa Arab pada zaman itu. Bahkan Al-Qur’an juga dianggap bukan sebagai kitab suci melainkan kumpulan catatan konsep kenabian bangsa Arab.
John melahirkan banyak karya yakni, The Sectarian Milieu: Content and Composition of Islamic Salvation History, Source and Methods of Scriptural Interpretation, Quranic Studies: A Note on Arabic Rhetoric Arabic Rhetoric and Qur’anic Exegesis, Majas Al-Qur’an: Periphrastic Exegesis.”
Muttaqin dan Moh Agung Pambudi dalam Kritik Orientalis dalam Aspek Ontologis Studi Al-Qur’an menggambarkan, John berpendapat, isi Alqur’an pada dasarnya bertujuan untuk menaikkan derajat bangsa Arab dengan menjadikan Alqur’an sebagai kitab suci mereka. Dengan kemutlakan ini mereka beranggapan bahwa derajat mereka akan naik jika dipandang oleh bangsa lainnya. John juga menjelaskan bahwa beberapa fenomena Alqur’an terkesan fiktif bahkan menuding Alquran merupakan modifikasi dari kisah Nabi Musa.