REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Habib Ali al-Habsyi merupakan seorang ulama keturunan Rasulullah SAW. Salah satu metode penyampaian syiar Islam yang dilakukannya adalah menggerakkan tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW. Ia mengajak orang-orang untuk semakin meningkatkan cinta kepada al-Musthafa shalallahu 'alaihi wasallam.
Salah satu karyanya adalah Simtudduror fii Akhbar Maulid Khairil Basyar min Akhlaqi wa Aushaafi wa Siyar. Kitab ini disebut sebagai Simtudduror atau Maulid Habsyi. Isinya merupakan gubahan syair-syair yang kerap dibacakan kala perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Habib Ali al-Habsyi mengajarkan bahwa gemerlap kehidupan duniawi sering melalaikan manusia dari tujuan yang sejati, yakni meraih ridha Allah SWT. Bahkan, orang-orang yang tidak pernah puas akan kesenangan duniawi beranggapan bahwa setiap detik waktu hanya digunakan untuk mengejar kekayaan, kenaikan pangkat dan jabatan, serta meningkatkan popularitas.
Bila tidak hati-hati, mereka bisa meremehkan ibadah-ibadah, seperti shalat, menghadiri majelis ilmu, berzikir, beri'tikaf, bersilaturahmi, bersedekah dan lainnya. Sungguh merugi orang-orang ini bila mereka kemudian wafat tanpa membawa iman dan bekal ketakwaan.
وَ مَا الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَاۤ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهۡوٌ ؕ وَلَـلدَّارُ الۡاٰخِرَةُ خَيۡرٌ لِّـلَّذِيۡنَ يَتَّقُوۡنَؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ
"Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?" (QS al-An'am: 32).
Habib Ali al-Habsyi mengajarkan sebuah doa agar diri tidak terlalu disibukkan dengan urusan duniawi. Redaksinya dinukil dari buku Biografi Habib Ali Al Habsyi Muallif Simtud Durar, yang disusun Habib Husein Anis Al Habsyi dan diterbitkan Pustaka Zawiyah. Berikut doanya.
اَللَّهُمَّ أَفْرِدْنَا لِمَا خَلَقْتَنَا لَهُ، وَلَا تُشْغِلْنَا بِمَا تَكَفَّلْتَ لَنَا بِهِ، وَلَا تَحْرِمْنَا وَنَحنُ نَسْأَلُكَ، وَلَا تُعَذِّبْنَا وَنَحنُ نَسْتَغْفِرُكَ
Allahumma afridnaa limaa kholaqtana lahu, wa laa tusyghilnaa bimaa takaffalta lanaa bihi, wa laa tahrimnaa wa nahnu nasaluka, wa laa tu'adzibnaa wa nahnu nastaghfiruka
Artinya, "Ya Allah fungsikanlah kami sebagaimana tujuan-Mu ketika kau menciptakan kami, jangan sibukan kami dalam apa yang telah Kau jaminkan untuk kami, jangan Kau tolak apa yang kami minta, dan jangan Kau siksa apa yang telah kami mohon pengampunannya."