REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seorang Muslim dianjurkan untuk senantiasa mengucapkan dzikir setiap hari. Nabi Muhammad SAW pun telah memberitahukan bacaan dzikir untuk memberi perlindungan selama seharian.
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ إِلَّا رَجُلٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْهُ
Siapa yang membaca Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lahuu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qodiir, maka diganjar pahala seperti membebaskan sepuluh orang budak, ditetapkan baginya seratus kebaikan dan dijauhkan darinya seratus keburukan. Juga diberikan perlindungan dari (godaan) setan pada hari itu hingga petang. Tidak ada yang yang lebih baik dari itu kecuali orang yang mengamalkannya lebih banyak dari itu." (HR. Bukhari)
Adapun doa lengkapnya dengan aksara Arab, sebagai berikut:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Latin:
Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lahuu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir
Terjemahan:
"Tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Allah Yang Maha Tunggal tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Bahkan kalimat tahlil juga memiliki keutamaan besar bagi mereka yang sudah mendekati ajal. Ulama Imam Nawawi menukil sebuah hadits dalam kitab karyanya 'Shahih Muslim bi Syarh An-Nawawi'.
Hadits yang dinukilnya, yang kemudian dia jelaskan adalah hadits yang diriwayatkan dari Muadz bin Jabal yang berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُد،
"Siapa yang pada akhir ucapannya Laa Ilaaha Illallah, ia masuk Surga". (HR Abu Daud)
قال النووي في شرح مسلم : معناه من حضره الموت ذكروه لا إله إلا الله ؛ ليكون آخر كلامه كما في الحديث من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة والأمر بهذا التلقين أمر ندب ، وأجمع العلماء على هذا التلقين ، وكرهوا الإكثار عليه والموالاة ؛ لئلا يضجر بضيق حاله ، وشدة كربه فيكره ذلك بقلبه ، أو يتكلم بما لا يليق .
Imam Nawawi menjelaskan, hadits yang menyebut "Siapa yang akhir ucapannya adalah Laa Ilaaha Illallah maka ia masuk Surga" adalah anjuran mentalqin seseorang yang ada dalam keadaan sakaratul maut, untuk mengucapkan kalimat tahlil tersebut. Dianjurkannya talqin telah disepakati oleh para ulama.
Talqin sendiri, sederhananya adalah menuntun atau membimbing seorang Muslim yang sedang ada dalam keadaan sakaratul maut untuk membaca kalimat tahlil Laa Ilaaha Illallah.
Masih berdasarkan pendapat Imam Nawawi, bahwa ketika ajal seorang Muslim akan tiba, maka ia harus diingatkan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT, sehingga kata-kata yang dianjurkan untuk dituntun atau dibimbing kepadanya adalah kalimat tahlil, sebagaimana isi hadits tersebut.
Lebih lanjut, Imam Nawawi melanjutkan, Mentalqin atau menuntun orang sakaratul maut adalah perkara yang disunnahkan, dan ini telah disepakati oleh para ulama.
Talqin tersebut adalah untuk mempermudah orang yang sedang melewati beratnya penderitaan sakaratul mautnya. Sebab, tentu orang tersebut tidak senang dengan penderitaan saat sakaratul maut dan dikhawatirkan justru akan mengucapkan hal-hal yang buruk.