Jumat 26 Apr 2024 00:05 WIB

Naskah Khutbah Jumat: 'Jimat' Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman merupakan pribadi yang selalu mendirikan sholat tepat waktu.

Jenderal Soedirman
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Diyan Faturahman

الـحَمْدُ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه . اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ  أَمَّا بَعْدُ:  فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ ، أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ . أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Baca Juga

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Sebagaimana diarsipkan juga oleh perpustakaan nasional dengan judul Inilah 3 Jimat Jendral Sudirman yang Jarang Diketahui Masyarakat. Bahwa suatu saat salah satu pasukan Jenderal Soedirman memberanikan diri bertanya untuk melepas rasa penasaran, sebab kegagalan demi kegagalan pihak Belanda dan sekutunya ketika hendak menangkap Jenderal Soedirman.

“Sebenarnya jimat apa yang di pakai Mas Kyai ini sehingga selalu lolos dan tidak bisa ditangkap oleh penjajah Belanda dan PKI?” tanya Soepardjo Roestam mewakili teman-temannya yang juga penasaran.

BACA JUGA: Bolehkah tidak Sholat Jumat karena Hujan Lebat?

Dengan wajah tersenyum, Jenderal Soedirman menjawab, “Iya, aku menggunakan jimat, adapun jimat yang pertama adalah saat berperang aku selalu dalam kondisi sudah berwudhu. Jimatku yang kedua ialah selalu shalat tepat pada waktunya, dan yang ketiga yaitu aku mencintai rakyatku sepenuh hatiku”. Demikian kira-kira jawaban beliau.

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Wudhu dalam ajaran Islam menempati kedudukan yang sangat mendasar. Dalam berbagai kitab fikih, pembahasan mengenai wudhu lebih didahulukan daripada materi lain seperti shalat, zakat, puasa, haji, maupun ibadah lainnya. Wudhu menjadi sarana untuk mensucikan diri ketika hendak menghadap kepada Allah SwT.

Di antara keutamaan menjaga wudhu ialah dicirikan sebagai orang beriman,

اسْتَقِيمُوا ، وَلَنْ تُحْصُوا ، وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلاَةُ ، وَلاَ يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلاَّ مُؤْمِنٌ – رواه ابن ماجه

“Beristiqamahlah kalian dan sekali-kali kalian tidak akan mampu (melakukan seluruh amal). Ketahuilah, sesungguhnya amalan kalian yang paling baik adalah shalat. Tidak ada yang menjaga wudhu melainkan ia adalah seorang mukmin (yang sempurna).” (HR. Ibnu Majah)

Seseorang yang menjaga wudhu, hakikatnya ia selalu siap menghadap Tuhannya, memposisikan diri agar selalu suci dalam segala keadaan, bahkan dalam perang dan gerilya sekalipun. Inilah lakon spiritual pertama Jenderal Soedirman yang patut diteladani.

Apatah lagi seorang alim, penuntut ilmu juga dosen yang mengajarkan ilmu, maupun pegawai/ karyawan yang bekerja di lingkungan penuh ilmu, maka sangat utama manakala berangkat ke kampus dalam keadaan suci telah menunaikan wudhu.

Selanjutnya...

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/read/khutbah-jum-at-jimat-jenderal-soedirman
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement