REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Darussunnah Jakarta
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Pada siang hari yang mulia ini, khatib mengajak jamaah sekalian dan tentunya diri khatib pribadi untuk senantiasa menjaga sekaligus meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ta’ala. Takwa sebagaimana didefinisikan oleh para ulama, yaitu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semoga ketakwaan dapat menjadi wasilah kita mendekatkan diri kepada Allah.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Dua hari lalu kita semua telah menjalankan hari raya Idul Fitri, hari yang sungguh istimewa bagi kita semua. Rasa bahagia dan senang kian meningkat tatkala kita bertemu sanak saudara kita, para tetangga yang lama tak bertemu serta kawan-kawan dan kerabat.
Idul fitri menjadi momen bagi kita untuk saling memaafkan, meskipun meminta atau memberi maaf tidak hanya dilakukan saat Idul Fitri berlangsung, namun momen ini cukup penting bagi masing-masing dari kita untuk meminta maaf kepada siapapun, baik keluarga, tetangga, teman dan sahabat atas khilaf yang pernah dilakukan, baik secara sadar maupun tidak.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Meminta maaf dan memaafkan merupakan sikap yang menunjukkan permohonan atau pemberian pengampunan dan pembebasan atas kesalahan diri kita dan orang lain. Tindakan memaafkan melibatkan kesediaan kita untuk melepaskan dendam dan kebencian terhadap orang yang melakukan kesalahan, serta memberikan kesempatan dan ruang untuk menjalin kembali hubungan yang telah rusak.
Memberikan maaf dapat membantu seseorang untuk melepaskan beban emosional negatif seperti kemarahan, kesedihan, atau kebencian, sehingga ia dapat merasa lebih damai, bahagia, dan stabil secara emosional. Memaafkan juga dapat menghapuskan luka dalam hati sehingga tidak berlarut-larut dalam rasa dendam.
Selanjutnya...