REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Sulaiman alaihissalam berupa kemampuan mengendalikan angin. Angin tersebut bukanlah angin biasa, angina yang telah diperintahkan Allah SWT untuk tunduk kepada Nabi Sulaiman.
Tafsir Surat Al Anbiya ayat 81-82 menggambarkan bagaimana Nabi Sulaiman 'alaihissalam diberikan kemampuan untuk mengendalikan angin kencang, bahkan ke tempat yang dia inginkan. Allah SWT berfirman
وَلِسُلَيْمٰنَ الرِّيْحَ عَاصِفَةً تَجْرِيْ بِاَمْرِهٖٓ اِلَى الْاَرْضِ الَّتِيْ بٰرَكْنَا فِيْهَاۗ وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عٰلِمِيْنَ وَمِننَ الشَّيٰطِيْنِ مَنْ يَّغُوْصُوْنَ لَهٗ وَيَعْمَلُوْنَ عَمَلًا دُوْنَ ذٰلِكَۚ وَكُنَّا لَهُمْ حٰفِظِيْنَ ۙ
"Dan (Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami beri berkah padanya. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan (Kami tundukkan pula kepada Sulaiman) segolongan setan-setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain itu; dan Kami yang memelihara mereka itu." (QS Al Anbiya ayat 81-82)
Begitu pun dalam Alquran Surat Shad ayat 36, sebagai berikut:
فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيْحَ تَجْرِيْ بِاَمْرِهٖ رُخَاۤءً حَيْثُ اَصَابَۙ
"Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang dikehendakinya." (QS Shad ayat 36)
Ulama tafsir Prof Quraish Shihab dalam kitab tafsirnya, Tafsir Al-Mishbah, menjelaskan, ayat tersebut berarti bahwa Nabi Sulaiman AS atas izin Allah SWT, dapat mengendalikan angin sesuai dengan perintah dan kebutuhannya. Kemampuan Nabi Sulaiman yang demikian itu, semua terjadi atas izin Allah SWT.
Dia melanjutkan penjelasannya bahwa jika misalnya Nabi Sulaiman menghendaki bersegeranya perahu-perahu yang mengangkut barang atau pasukan, maka Nabi Sulaiman berdoa kepada Allah kiranya angin itu berembus keras guna mendorong lajunya perahu.
"Dan bila beliau menghendaki angin segar yang berembus sepoi, yang itu pun terjadi atas izin Allah. Atau dapat juga dikatakan bahwa angin yang ditundukkan untuk beliau itu pada dasarnya adalah angin yang baik, yang tidak merusak," jelas Prof Quraish.
Karena itu, terang Prof Quraish, walaupun angin tersebut berhembus begitu kencangnya, atau dalam keadaan Ashifah (sangat kencang), angin itu tetap tidak memporakporandakan sesuatu.
Saat itu, Nabi Sulaiman AS berada di Palestina. Sedangkan ayat 81-82 Surat Al Anbiya menyatakan angin itu mengikuti perintahnya ke negeri yang Allah SWT berkahi. Karena itu, berdasarkan penjelasan Prof Quraish, negeri yang Allah SWT berkahi dalam ayat 81-82 Surat Al Anbiya merujuk pada Palestina.