Jumat 05 Apr 2024 11:18 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Menjemput Lailatul Qadar dengan Ibadah Secara Optimal

Pada malam ini, langit dihiasi turunnya para malaikat dan membawa berkah ke bumi.

 Sejumlah anak mengaji dengan penerangan lampu lilin saat pengajian Tadarus Al Quran di kampung Prajurit Wirotamtomo, Baluwarti, Solo, Jawa Tengah, Rabu (3/4/2024). Pengajian dalam rangka menyambut malam Lailatul Qadar tersebut untuk mendekatkan anak-anak dengan alam serta mendidik untuk rajin membaca Al Quran terutama pada bulan Ramadhan.
Foto:

Ma’asyiral muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Namun, kapan tepatnya lailatul qadar datang? Jawabannya adalah itu misteri Tuhan. Al-Quran dan hadits tidak menyebutkan secara gamblang tanggal dan waktunya. Hal ini justru menjadi salah satu keistimewaan lailatul qadar yang mendorong umat Islam untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka di seluruh bulan Ramadhan.

Meskipun waktu pastinya tidak diketahui, Rasulullah saw memberikan beberapa petunjuk. Diriwayatkan dalam hadits shahih, lailatul qadar jatuh pada 10 malam terakhir Ramadhan, lebih khusus lagi pada malam-malam ganjil.

Rasulullah saw bersabda:

 تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَان

Artinya, "Carilah lailatul qadar pada tanggal gasal dari 10 terakhir bulan Ramadhan." (HR Al-Bukhari).

Ma’asyiral muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah saw meningkatkan intensitas ibadah dengan memperbanyak amalan seperti i'tikaf, shalat malam, dan membaca Al-Quran. Beliau tak hanya menjalani sendiri, tapi juga mengajak keluarganya untuk turut merasakan kekhusyukan dan keberkahan waktu mulia ini.

Dalam hadits riwayat Al-Bukhari disebutkan:

 عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Artinya, "Dari Aisyah ra, ia berkata: "Ketika Nabi saw memasuki 10 hari terakhir (Ramadhan), beliau mengencangkan ikat pinggangnya (untuk lebih giat beribadah), menghidupkan malamnya (dengan ibadah), dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah)." (HR Al-Bukhari).

Selanjutnya...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement