REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Melalui kalimat istirja (innalilahi wa inna ilaihi rajiun) sejatinya seorang Mukmin diajak untuk menyadari bahwa segala yang menimpanya dan yang menimpa keluarganya telah diputuskan Allah SWT.
Tidak ada satupun makhluk yang dapat menolak keputusan-Nya. Oleh karena itu, setiap Mukmin selain didorong untuk meminta keridhaan Allah SWT, namun juga diajarkan untuk ridha terhadap setiap apa yang telah diputuskan Allah SWT.
Oleh karena itu hendaknya berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa menjadi hamba yang ridha terhadap ketentuan Allah SWT.
Doa ini sebagaimana dikutip dalam kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al Ghazali. Doa ini sejatinya menjadi rangkaian panjang doa itikaf di masjid terutama dibaca setelah melaksanakan qabliyah.
Berikut doanya:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا دَائِمًا يُبَاشِرُ قَلْبِي ، وَأَسْأَلُك يَقِينًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَنِي إِلَّا مَاكْتَبْتُهُ عَلَيَّ وَرَضنِي بِمَا قَسَمْتُهُ لِي
Allahumma Inni asaluka imanan daiman yubasyiru qalbi, wa asaluka yaqinan shadiqan hatta a’lam annahu lan yushibani illa ma katabtuhu alayya wa raddhina bima qasamtuhi li
Artinya: “Ya Allah, saya mohon kepada-Mu keimanan yang murni yang memenuhi hati saya, dan saya mohon kepada-Mu pula keyakinan yang lurus, sehingga saya menyadari apa saja yang menimpa kepada saya itu merupakan sesuatu yang telah Kau putuskan dan merasa ridha terhadap pemberianmu."
Anjuran doa...