Kamis 21 Mar 2024 09:46 WIB

Sudah Nampak Tanda-Tanda Kiamat Menurut Tiga Hadits Ini 

Nabi menjelaskan soal tanda hari kiamat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Hari Kiamat (ilustrasi)
Foto: pulsk.com
Hari Kiamat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW adalah Nabi akhir zaman, tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW juga dalam sabdanya mengisyaratkan dekatnya hari kiamat.

Rasulullah bersabda, "Aku diutus (oleh Allah) dan jaraknya dengan kiamat itu bagai dua jari ini. (Beliau bersabda demikian sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya)." (Riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim dari Anas)

Baca Juga

Berikut ini tiga hadits yang menjelaskan tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat.

إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ ، وَيَكْثُرُ فِيهَا الْهَرَجُ ، وَالْهَرَجُ : الْقَتْلُ . (رواه البخاري عن أبي موسى وعبد الله بن مسعود)

Sesunnguhnya sebelum hari kiamat datang, ada hari-hari di mana kebodohan akan marak, ilmu akan menghilang, dan pembunuhan merajalela. (Riwayat al-Bukhari dari Abu Musa dan 'Abdullah bin Mas'ud)

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا. (أخرجه البخاري عن أنس)

Di antara tanda-tanda hari kiamat ialah menghilangnya ilmu, banyaknya kebodohan, maraknya minuman keras, dan banyaknya perzinaan. (Riwayat al-Bukhari dari Anas)

يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ ، وَيَنْقُصُ الْعَمَلُ وَيَلْقَى الشُّحَّ ، وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ ، وَيَكْثُرُ الْهَرَجُ ، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَيُّمَ هُوَ؟ قَالَ : الْقَتْلُ الْقَتْلُ. (أخرجه البخاري عن أبي هريرة)

Waktu akan berdekatan, pengamalan ilmu sedikit, kekikiran merebak, fitnah merajalela, dan pembunuhan (al-haraj) makin marak. Para sahabat bertanya, “Apakah al-Haraj itu, wahai Rasulullah?” Nabi Muhammad menjawab, "Pembunuhan, pembunuhan.” (Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah)

Dari tiga hadis di atas, ada beberapa hal yang perlu diberi penjelasan. Pertama, menghilangnya ilmu dan maraknya kebodohan. Yang dimaksud ilmu tentu bukanlah ilmu umum. Itu karena saat ini orang yang ahli dalam bidang teknologi dan lainnya semakin banyak. Jika begitu maka yang dimaksud pastilah ilmu agama. 

Untuk itu para ulama mengartikan menghilangnya ilmu dengan berkurangnya pengamalan ajaran agama. Ada juga yang mengartikan banyaknya ulama yang wafat, sementara generasi berikutnya tidak bisa mencapai taraf keilmuan generasi sebelumnya. Akibatnya, terjadilah kebodohan di mana-mana. Pada akhirnya masyarakat menanyakan masalah-masalah yang berkaitan dengan agama kepada orang yang bukan ahlinya. Dari sinilah timbul kekacauan dalam berfatwa yang bermuara pada kesesatan dan penyesatan. 

Dalam sebuah hadis dijelaskan seperti ini.

إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوسًا جُهَالًا فَسُئِلُوْا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَأَضَلُّوْا . (أخرجه البخاري ومسلم عن عبد الله بن عمرو )

Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu begitu saja dari hamba-hambanya, tapi dengan mewafatakan para ulama. Akhirnya, ketika tidak ada lagi seorang alim, masyarakat mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh. Ketika ditanya, mereka akan menjawab tanpa didasari ilmu, dan jadilah mereka sesat dan menyesatkan. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari 'Abdullah bin 'Amr)

Kedua, banyaknya kematian atau pembunuhan. Ini bisa dirasakan pada masa setelah Nabi Muhammad SAW wafat terjadi peperangan di antara kaum Muslim sendiri. Dewasa ini, peperangan antara satu bangsa dengan lainnya pun makin marak. Nyawa manusia pada akhir zaman seakan tidak lagi bermakna, begitu murah.

Ketiga, luasnya peredaran minuman keras dan perzinaan. Ini terbukti dengan merebaknya minuman keras dan narkoba yang bahkan menjadi persoalan besar masyarakat dunia, begitu juga dengan merebaknya perzinaan. Banyak media yang menyuguhkan foto-foto porno. Persoalan ini tidak lagi dipandang sebagai perbuatan dosa besar, tapi sudah menjadi kebiasaan di mana-mana.

Keempat, banyaknya fitnah. Fitnah di sini bermakna gesekan besar dalam kehidupan seseorang sehingga agama seringkali dilepaskan begitu saja tanpa beban. 

Dalam hadis dijelaskan seperti ini.

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنَّا كَقَطْعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا ، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا. (أخرجه مسلم عن أبي هريرة)

Bergegaslah berbuat baik, karena akan terjadi banyak fitnah seperti potongan malam yang gelap. Ada seorang yang paginya masih mukmin, sorenya telah menjadi kafir, atau sorenya masih mukmin, dan paginya sudah menjadi kafir. la menjual agamanya untuk mendapat kekayaan duniawi. (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)

Demikian penjelasan Tafsir Ilmi: Kiamat Dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2011.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement