Keberadaan mutiara itu juga telah tertuang dalam Surah Ar-Rahman ayat 22 yang disusul dengan ayat 23:
يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُۚ
Yakhruju minhumal-lu'lu'u wal-marjān(u).
Artinya: "Dari keduanya keluar mutiara dan marjan."
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
Fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān(i).
Artinya: "Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan (wahai jin dan manusia)?."
Al-Ghazali juga mengungkapkan bagaimana Allah menciptakan lautan demi manusia. Hal tersebut secara tegas terdapat dalam penggalan Surah Al-Baqarah ayat 164:
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ
Inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri wal-fulkil-latī tajrī fil-baḥri bimā yanfa‘un-nāsa
Artinya: "Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang,47) bahtera yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia,"
Tak hanya itu, adanya lautan bermanfaat bagi manusia dalam melakukan perjalanan laut. Adanya lautan mampu membawa beban kapal dengan berat berton-ton menuju ke suatu tempat. Maka dari itu, kata Al-Ghazali sangat jelas bahwa hikmah penciptaan lautan demi kebermanfaatan manusia.