REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Fenomena petir bukanlah fenomena asing di Indonesia. Petir banyak ditemukan di sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan, baru-baru ini, petir banyak merenggut nyawa orang. Yang terakhir, dua mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) meninggal dunia setelah tersambar petir saat berkemah di Bumi Perkemahan Batu Kuda Manglayang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/2/2024) lalu.
Lazimnya, sambaran petir akan diiringi oleh guruh. Dan di dalam Alquran disebutkan bahwa guruh senantiasa bertasbih kepada Allah dengan memuji-Nya. Ini mencerminkan konsep dalam Islam bahwa segala sesuatu di alam semesta ini mengagungkan dan bertasbih kepada penciptanya.
Berdasarkan KBBI, arti kata guruh diartikan sebagai suara menggelegar di udara disebabkan oleh halilintar. Arti lain dari guruh adalah guntur.
Dalam Alquran surat Ar-Ra’d ayat 13, Allah SWT berfirman:
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهٖ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ مِنْ خِيْفَتِهٖۚ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيْبُ بِهَا مَنْ يَّشَاۤءُ وَهُمْ يُجَادِلُوْنَ فِى اللّٰهِ ۚوَهُوَ شَدِيْدُ الْمِحَالِۗ
Artinya: "Guruh bertasbih dengan memuji-Nya, (demikian pula) malaikat karena takut kepada-Nya. Dia (Allah) melepaskan petir, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Sementara itu, mereka (orang-orang kafir) berbantah-bantahan tentang kekuasaan Allah, padahal Dia Maha Keras hukuman-Nya." (QS Surat Ar-Ra'd [13]: 13).
Dalam Tafsir Tahlili Kementerian Agama telah dijelaskan makna ayat tentang guruh atau guntur yang bertasbih tersebut. Suara menggelegar yang dikeluarkan oleh petir akibat terjadinya lompatan listrik yang sangat besar menurut Alquran adalah bacaan tasbihnya dalam memuji Allah.
Hal itu merupakan tanda ketundukannya kepada Allah, menyucikan-Nya dari persekutuan dan pengungkapan kelemahan dirinya dibandingkan kekuasaan Penciptanya Yang Mahaluhur dan Maha Agung. Tiap-tiap benda yang bersuara maka suaranya itu berarti tasbih, hanya saja manusia tidak mengerti bahasanya:
وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ
Artinya: "Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka." (QS al-Isra' [17]: 44)
Apabila kita mendengar suara guntur dan halilintar, maka disunatkan untuk membaca doa, sebagaimana hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari, Aḥmad, at-Tirmizi, an-Nasa'i dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad SAW bila mendengar suara guntur dan halilintar beliau membaca:
اللّٰهُمَّ لاَ تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلاَ تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ وَعَافِنَا قَبْلَ ذٰلِكَ.
Artinya: "Ya Allah, janganlah Engkau membunuh kami dengan kemurkaan-Mu, janganlah Engkau membinasakan kami dengan azab-Mu, dan berilah kesehatan kepada kami sebelum itu."
Ibnu Mardawaih meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah sebagai berikut:
أَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا هَبَّتِ الرِّيْحُ أَوْ سَمِعَ صَوْتَ الرَّعْدِ تَغَيَّرَ لَوْنُهُ حَتَّى يُعْرَفَ ذٰلِكَ فِي وَجْهِهِ ثُمَّ يَقُوْلُ لِلرَّعْدِ سُبْحَانَ مَنْ سَبَّحَتْ لَهُ وَلِلرِّيْحِ اجْعَلْهَا رَحْمَةً وَلاَ تَجْعَلْهَا عَذَابًا. (رواه ابن مردويه)
Bahwa Rasulullah SAW bila ada tiupan angin yang keras, atau mendengar suara guruh, warna mukanya berubah, lalu beliau berkata untuk guruh itu, “Mahasuci Zat, yang guruh bertasbih kepada-Nya.” Dan kepada angin beliau berkata, “Ya Allah jadikanlah angin itu sebagai rahmat dan jangan jadikan sebagai azab.”.
Menafsirkan ayat di atas, Pakar Tafsir Abad 14 Hijriyah, Syekh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di juga menjelaskan bahwa guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, yaitu suara yang terdengar dari mendung, yang mengagetkan manusia. Ia tunduk kepada Rabbnya, melantunkan tasbih dengan memuji-Nya.
Sedangkan dalam Tafsir Al-Wajiz, Syekh Prof Wahbah az-Zuhaili mengatakan, guruh pun mensucikan Allah dengan memuji-Nya. Sesungguhnya, kata dia, suara guruh itu menunjukkan pada ketundukkan awan dan setiap sesuatu kepada Allah dan mensucikan-Nya dari sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya. .
Sementara, menukil Tafsir Al-Mukhtashar, ayat tersebut menjelaskan bahwa guntur (guruh) bertasbih kepada Rabbnya dengan tasbih yang diiringi dengan pujian kepada-Nya. Para Malaikat juga bertasbih kepada Rabb mereka karena takut, penghormatan dan pengagungan kepada-Nya.
Allah mengirimkan halilintar yang menyambar siapa yang Dia kehendaki dari makhluk-Nya lalu ia membinasakannya. Orang-orang kafir itu mendebat keesaan Allah. Dan Allah Mahakuat daya dan kekuatan-Nya, Pemilik hukuman yang berat atas siapa yang mendurhakainya.