REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Alquran Surat Ali Imran ayat 92 memberikan keterangan tentang mencapai hasil iman yang mulia. Ayat tersebut yakni:
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ
Lan tanālul-birra ḥattā tunfiqū mimmā tuḥibbūn(a), wa mā tunfiqū min syai'in fa innallāha bihī ‘alīm(un).
Artinya: "Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Mahamengetahui tentangnya."
Hamka dalam Tafsir Al Azhar Jilid 2 mengatakan belum mencapai kebaikan yang baik jika belum ikhlas mendermakan barang yang paling dicintainya.
Sebagaimana penjelasan dalam Surat al-Baqarah ayat 177 yaitu sudi mengeluarkan harta bendanya padahal mencintainya. Allah SWT berfirman:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya...” (QS Al-Baqarah 177)
Dalam Surat al-Baqarah ayat 267 juga menegaskan hal yang sama. Allah SWT berfirman sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Mahakaya lagi Mahaterpuji.” (QS Al-Baqarah ayat 267).
Dan manusia tidak akan mengetahui apa maksud dari permintaan tersebut. Menurut Hamka hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Dan benar saja, kata Hamka, setelah ayat ini turun, memberikan pengaruh besar terhadap para sahabat dalam memberikan pendidikan batin sebagai jalan mempertinggi keimanan.
Seperti sahabat Nabi SAW , Abu Thalhah, yang bersedia mensedekahkan kebunnya bernama Bairuhaa' yang tidak jauh dari Masjid Madinah. Kebun tersebut sangat subur dan Rasulullah SAW seringkali singgah dan meminum airnya yang segar. Dan kebun itu adalah satu-satunya kekayaan yang dimiliki Abu Thalhah.
Abu Thalhah menyatakan kepada Rasulullah SAW akan menyedekahkan kebunnya. Rasulullah pun senang dan menghargai iman Abu Thalhah.
Rasulullah menerima sedekah itu lalu menguasakan kepada Abu Thalhah untuk memberikan kepada keluarga yang dekat. Dan menurut riwayat Muslim, kebun tersebut diberikan kepada Zaid bin Tsabit dan Ubay bin Ka'ab.
Pun dengan bekas anak angkat Nabi SAW, Zaid bin Haritsah. Zaid menyampaikan kepada Rasulullah untuk menyedekahkan kuda tersayangnya. Ia meminta pertimbangan kepada siapa kuda itu akan diberikan. Kuda tersebut bernama Subul.
Rasulullah SAW melihat...