REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam sebuah kompetisi, kalah dan menang adalah kepastian yang ada. Namun dalam prosesnya, tidak semua kemenangan atau kekalahan adalah mutlak hasilnya. Faktornya bisa saja terjadi kecurangan-kecurangan dalam kompetisi yang digelar.
Dalam buku Kumpulan Doa Doa terbitan Kementerian Agama disebutkan tentang doa memohon keadilan. Doa ini bersumber dari Nabi Syuaib yang diabadikan Allah dalam Alquran Surat Al A'raf ayat 89:
رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ
"Rabbanaftah bainana wabaina qaumina bilhaqqi wa-anta khairul fatihin."
Yang artinya, "Ya Allah ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan haq (adil). Engkaulah sebaik-baik pemberi keputusan."
Hubungan agama dengan dunia
Islam bukan agama yang hanya mensyariatkan hal-hal yang bersifat ibadah individual, melainkan juga ibadah sosial. Memilih pemimpin dan pemerintah juga bagian dari ikhtiar ibadah sosial.
Demikianlah hakikat hubungan antara agama dengan dunia. Al-Ghazali pernah berkata:
المُلك والدين توأمان، فالدين أصل، والسلطان حارس، وما لا أصل له فمهدوم، وما لا حارس له فضائع
Addinu ashlun wassulthaanu haarisun wa maa la ashla lahu famahduhum wa maa laa haarisa lahu fadhaa-i'u."
Yang artinya, "Dunia adalah agama adalah dasar, sedang penguasa adalah penjaga. Segala sesuatu yang tidak memiliki dasar akan runtuh. Dan, segala sesuatu yang tidak memiliki penjaga akan terbengkalai."