REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dari 99 Asmaul Husna, terdapat nama Al Bashir. Ini merupakan salah satu nama Allah yang berarti Maha Melihat. Sifat ini menegaskan bahwa Allah Maha Melihat dengan penglihatan yang sempurna, tidak ada satu makhluk pun yang luput dari penglihatan-Nya.
Al Bashir disebutkan dalam Alquran sebanyak 42 kali. Di antaranya, dalam surat Asy Syura, di mana Allah SWT berfirman:
لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Artinya: "....Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat." (QS Asy Syura [42]: 11)
Dalam buku "Rahasia Asmaul Husna: Mengungkap Makna 99 Nama Allah", Ibnu Arabi menjelaskan, al-Bashir adalah dzat yang secara mutlak bisa mengetahui segala yang dapat dilihat di mana pun berada, tanpa batasan apakah sesuatu itu dekat, jauh, ada atau tidak ada.
Sedangkan dalam buku "Asmaul Husna: Hakikat dan Maknanya" terbitan Bee Media Pustaka, Syekh Sa'id bin Ali bin Wahf al-Qathani menjelaskan, penglihatan Allah meliputi seluruh apa yang dilihat di penjuru dunia dan langit. Bahkan, hal yang paling tersembunyi sekali pun, Allah dapat melihatnya.
Menurut dia, Allah melihat setitik semut hitam yang berada di padang pasir hitam pada malam gelap gulita serta seluruh anggota tubuhnya, lahir maupun batin. Allah juga melihat aliran makanan yang sedang dicerna dalam organ tubuh dengan begitu detail.
"Allah melihat aliran air di dahan pohon dan dedaunan serta seluruh tumbuhan lainnya dengan beragam jenis, ukuran dan detailnya. Dia melihat detak hati pada semut, lebah, lalat, dan bahkan serangga yang lebih kecil dari itu," jelas Syekh Sa'id.
Dilansir dari Asmaulhusnacenter, Al Bashir juga memiliki dua makna, yaitu:
1. Al Bashir
Allah memiliki penglihatan, dapat melihat segala sesuatu. Allah melihat langkah semut hitam di atas batu hitam di hitamnya gelap malam. Allah dapat melihat aliran tubuh manusia, Allah melihat segala apa yang ada didalam bumi dan apa yang ada diatas langit.
2. Al Bashirah
Allah melihat segala hal dengan sempurna, mengetahui watak, keadaan dan segala perbuatan.
Siapa saja yang sadar akan penglihatan Allah niscaya dia akan malu untuk melakukan maksiat, dia akan berusaha memperbaiki amalannya dan ikhlas hanya kepada Allah, sehingga dia akan naik kepada derajat Ihsan.
Dalam hadist Jibril, Rasululluah SAW bersabda:
قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِحْسَانِ. قَالَ « أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُفَإِنَّهُ يَرَاكَ »
Artinya: "Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR Muslim 102).