REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Isti'adzah, atau mencari perlindungan kepada Allah dari godaan setan, adalah tindakan yang dianjurkan dalam Islam untuk membantu seseorang melawan kemarahan atau godaan setan. Saat marah, membaca Isti'adzah dapat membantu seseorang untuk meredakan emosi dan menghindari tindakan yang tidak diinginkan.
Salah satu bentuk Isti'adzah yang umum dibaca adalah sebagai berikut:
أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Latin: A'udhu billahi minas syaitanir rajim
Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk."
Ulama bergelar Sulthanil Ulama, Syekh Izzuddin bin Abdussalam (w. 660 H) dalam kitabnya yang berjudul Syajaratul Ma’arif mengutip surat al-A’raf ayat 200, di mana Allah SWT berfirman:
وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: “Jika setan benar-benar menggodamu dengan halus, berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS al-A’raf [7]: 200).
Tentang seseorang yang marah hingga kedua matanya merah dan naik pitam, kata Syekh Izzuddin, Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh aku mengetahui kalimat yang andai laki-laki ini membacanya, niscaya hilanglah kemarahan yang ada padanya; aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”
Syekh Izzuddin menambahkan, Isti’adzah berarti mengusir pintu kedatangan setan dengan berlindung kepada ar-Rahman
Menukil Tafsir Tahlili Kemenag, di dalam surat Al A’raf ayat 200 tersebut Allah menjelaskan tentang kemungkinan Nabi Muhammad SAW digoda setan, lalu dia tidak dapat melaksanakan prinsip di atas. Oleh karena itu Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya, agar selalu memohonkan perlindungan kepada Allah jika golongan setan datang, dengan membaca “Ta’awwuz” atau Isti'adzah.
Allah swt Maha Mendengar segala permohonan yang diucapkan dan Maha Mengetahui apa yang terlintas dalam jiwa seseorang, yang dapat mendorong dia berbuat kejahatan atau kesalahan. Jika doa itu dibaca orang yang tergoda itu dengan hati yang ikhlas dan penghambaan diri yang tulus kepada Allah, maka Allah akan mengusir setan dari dirinya, serta akan melindunginya dari godaan setan itu.
Firman Allah swt:
فَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ ٩٨ اِنَّهٗ لَيْسَ لَهٗ سُلْطٰنٌ عَلَى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ ٩٩
Artinya: “Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Alquran, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sungguh, setan itu tidak ada akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan”. (QS An Naḥl [16]:98-99)
Sabda Rasulullah saw:
مَا مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِيْنُهُ مِنَ الْجِنِّ، قَالُوْا وَإِيَّاكَ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ؟قَالَ وَإِيَّايَ إِلاَّ أَنَّ اللّٰهَ أَعَانَنِيْ عَلَيْهِ وَأَسْلَمُ مِنْهُ (رواه مسلم عن عائشة وابن مسعود(
Artinya: “Tidak seorang pun di antara kamu sekalian melainkan didampingi temannya dari jenis jin. Berkatalah para sahabat: Engkau juga hai Rasulullah? Beliau menjawab, “Saya juga”. Hanya Allah menolong aku menghadapinya maka selamatlah aku dari padanya.” (Riwayat Muslim dari ‘Aisyah ra dan Ibnu Mas’ud).
Meskipun dalam ayat ini perintah ditujukan kepada Rasul, tapi perintah ini meliputi seluruh umatnya yang ada di dunia ini.